Merugi di Low Season, Maskapai Bersiasat Agar Harga Tiket Bisa Turun

13 Januari 2019 16:50 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen INACA Tengku Burhanudin, Ketua INACA Askhara Danadiputra, Dirut AP 2 M. Awaluddin, Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah (kiri ke kanan) dalam konpers harga tiket pesawat di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta, Minggu (13/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen INACA Tengku Burhanudin, Ketua INACA Askhara Danadiputra, Dirut AP 2 M. Awaluddin, Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah (kiri ke kanan) dalam konpers harga tiket pesawat di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta, Minggu (13/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan nasional harus bersiasat agar bisa menurunkan harga tiket pesawat. Apalagi di masa-masa sepi penumpang atau low season, maskapai mengaku menanggung kerugian.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kalangan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional atau Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menurunkan tarif penerbangan, sebagai bentuk kepedulian terhadap protes masyarakat yang merasa harga tiket pesawat terlalu mahal.
Ketua INACA Ari Askhara mengaku, sebelum adanya penurunan tarif yang diumumkan hari ini, margin atau untung yang didapatkan perusahaan tidak banyak. Kata dia, untuk penerbangan domestik perusahaan hanya mendapatkan margin sekitar 2 persen.
"Bahkan pada masa low season, perusahaan maskapai kadang malah rugi lantaran sepinya penerbangan. Dia mengatakan margin-nya bisa minus 1-2 persen di masa-masa seperti itu," kata Ari dalam konferensi pers di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (13/1).
Pesawat Garuda dan pesawat Lion Air di landasan bandara Bali. (Foto: AFP / Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda dan pesawat Lion Air di landasan bandara Bali. (Foto: AFP / Romeo Gacad)
Ari yang juga menjabat Direktur Utama Garuda Indonesia mengungkapkan, margin keuntungan yang tipis itu berbanding terbalik dengan penerbangan maskapai internasional. Mereka bisa mendapatkan margin hingga 3 persen. Karena itu, agar perusahaan tetap bisa untung, perusahaan harus melakukan beberapa siasat.
ADVERTISEMENT
Siasatnya, kata Ari, adalah melakukan efisiensi agar bisnis ini bisa terus berjalan. Hal ini disampaikan Ari kepada semua maskapai. Dia berharap, efisiensi bisa mempertahankan laju margin di level 1-2 persen.
“Kalau kita jarang yang lebih dari 3 persen. Jadi dengan penurunan ini mau enggak mau meminta semua ariline melakukan efisiensi. Efisiensi ini mudah-mudahan bisa mempertahankan laju (margin 1-2 persen). Jadi (bisnis penerbangan ini) huge capital involving, tapi margin 1-2 persen,” tandasnya.