Meski Ada Tekanan Global, BI Fokus Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Uang rupiah. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyatakan Bank Indonesia sedang fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Jika dibandingkan dengan negara tetangga, menurutnya nilai tukar rupiah relatif terkendali, meskipun terdapat beberapa tekanan global.

"Jadi ini adalah prioritas pertama kami menjaga stabilitas. Tapi tentu kita ingin mekanisme pasar pada perpanjangan itu bekerja," pungkas Destry Damayanti dalam diskusi virtual bertajuk Strengthening Economic Recovery Amidst Heightened Uncertainty, Jumat (22/4).

Selain itu, BI juga sedang berfokus pada pengelolaan likuiditas supaya lebih optimal. Pasalnya, sejak pandemi COVID-19 menyerang dunia, Bank Indonesia dan pemerintah memiliki kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang sangat longgar.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan

Terkait suku bunga, BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Destry menilai, kebijakan menaikkan suku bunga akan digunakan jika inflasi di Indonesia bertambah tinggi.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang sebenarnya, kita memiliki serangkaian kebijakan, kita akan membuat kebijakan ini sehingga kita menyebutnya sebagai bauran kebijakan besar," katanya.

Deputi Gubernur Senior tersebut melanjutkan, BI memiliki kebijakan moneter yang berfokus pada stabilitas ekonomi. Sementara kebijakan kehati-hatian makro berfokus untuk mendukung pemulihan ekonomi.

"Apa yang kami lakukan saat ini di bawah kebijakan moneter. Kami masih mempertahankan suku bunga kami pada level saat ini di 3,5 persen. Kami juga mencoba untuk mengelola likuiditas, dengan meningkatkan rasio giro wajib minimum sebesar 300 basis poin mulai Maret lalu Juni dan September," tandas Destry Damayanti.

****

Ikuti giveaway kumparanBISNIS dan dapatkan hadiah saldo digital total Rp 1,5 Juta, klik di sini. Kegiatan giveaway ini terbatas waktunya, ayo segera gabung!