Meski Disuntik Negara Rp 11 T, Laba Hutama Karya Diramal Masih Turun di 2021

24 Juni 2020 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PT. Hutama Karya (HK). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PT. Hutama Karya (HK). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Hutama Karya (Persero) Tbk menjadi salah satu BUMN yang mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) akibat pandemi virus corona. Di tahun ini, suntikan negara kepada perusahaan pelat merah tersebut sebesar Rp 7,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara PMN yang telah direncanakan sebelumnya di tahun ini sebelum ada COVID-19 sebesar Rp 3,5 triliun. Sehingga total suntikan negara tersebut mencapai Rp 11 triliun di tahun ini.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto mengatakan, PMN tersebut untuk mendukung bisnis perseroan yang juga terdampak pandemi virus corona. Adapun penggunaan PMN itu akan digunakan untuk pembangunan ruas tol.
Antara lain ruas Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 km senilai Rp 2 triliun, ruas Sp Indralaya – Muara Enim sepanjang 119 km senilai Rp 3,2 triliun, dan ruas Pekanbaru – Pangkalan sepanjang 95 km senilai Rp 4,3 triliun.
Selain itu, juga untuk menutup pembiayaan untuk ruas tol yang telah selesai yaitu ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sepanjang 189 km senilai Rp 1,5 triliun.
ADVERTISEMENT
"Untuk penggunaan dana PMN 2020 ini yang Rp 7,5 triliun, untuk Sp Indralaya - Muara Enim Rp 3,2 triliun dan Pekanbaru - Padang Rp 4,3 triliun," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (24/6).
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto (20/8/2018). Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Dengan adanya suntikan dana dari pemerintah tersebut, Budi memperkirakan pendapatan BUMN ini akan meningkat mulai tahun depan.
Budi memproyeksi, pendapatan perseroan menjadi Rp 47,4 triliun di tahun mendatang, naik 16,46 persen dari perkiraan tahun ini yang hanya Rp 40,7 triliun.
Pendapatan juga akan terus meningkat menjadi Rp 68,2 triliun di 2022, Rp 81,8 triliun di 2023, dan Rp 95,8 triliun di 2024.
Meski demikian, laba bersih Hutama Karya di tahun depan diperkirakan menurun 50 persen menjadi Rp 700 miliar, dibandingkan proyeksi laba bersih hingga akhir tahun ini sebesar Rp 1,4 triliun.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau tanpa PMN, laba terkontraksi," katanya.
Jika tak ada PMN tahun ini, Hutama Karya diperkirakan rugi Rp 0,8 triliun di 2021. Sementara laba bersih di 2022 diproyeksi mencapai Rp 1,8 triliun atau naik 157 persen dibandingkan proyeksi laba tahun depan.
Selanjutnya laba perusahaan kembali melambat menjadi Rp 0,9 triliun di 2023 dan melesat di 2024 menjadi Rp 2,1 triliun.
"Kami akan menerima hasil pengoperasian ini, tapi di sisi lain kami harus menyelesaikan bunga dan pokok pinjaman," tambahnya.