Meski Ekonomi RI Kokoh, Jokowi Ingatkan Pemda Waspada Ancaman Resesi 2023

1 Desember 2022 12:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi berbicara dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi berbicara dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi kembali mengingatkan para bawahannya untuk tetap waspada terhadap ketidakpastian ekonomi global, termasuk ancaman resesi 2023, sekalipun ekonomi Indonesia tumbuh kokoh tahun ini.
ADVERTISEMENT
Dalam acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2023 yang dihadiri para menteri dan pejabat pemerintahan daerah, Jokowi menyebut ekonomi Indonesia kokoh tahun ini, seperti pada kuartal II 2022 tumbuh 5,44 persen dan kuartal III 2022 naik lagi jadi 5,72 persen di tengah ekonomi banyaknya negara yang terperosok.
Dari sisi inflasi, Indonesia juga dinilai Jokowi mampu mengeremnya di level 5,8 persen. Angka ini jauh di atas inflasi dunia 10 persen lebih yang di dalamnya ada negara yang inflasi hingga 75 persen.
Meski begitu, Jokowi tak ingin kondisi ini membuat pemerintah terlena. Dia mengingatkan para pemda untuk waspada terhadap fluktuasi ekonomi global tahun depan. Ia berpesan APBN yang telah dialokasikan ke daerah dipergunakan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi inflasi.
ADVERTISEMENT
“Untuk pemerintah daerah, gubernur, bupati, dan wali kota, saya minta perhatikan dari waktu-waktu dari jam ke jam, pergerakan inflasi di daerah masing-masing. Ini penting sekali, ini momok semua negara,” terangnya.
Jokowi menyampaikan APBN menjadi instrumen terpenting dalam ekonomi Indonesia, terutama untuk mengendalikan inflasi. Karena itu, dia minta pemda untuk memberdayakan APBN dengan hati-hati.
“Gubernur, bupati, wali kota, di bawah juga secara riil terhadap sumbernya, baik distribusi, baik pasokan, yang ada di daerah masing-masing. APBN juga harus mampu mendorong kelanjutan pemilihan ekonomi nasional dan juga reformasi struktural,” kata Jokowi.
Ia mengingatkan untuk seluruh lapisan pemerintah mengantisipasi kemungkinan yang selama ini belum pernah terjadi, karena banyaknya variasi krisis secara global. Dengan antisipasi tersebut, Jokowi berharap pemerintah dapat mencari peluang, meskipun dengan ancaman inflasi dan resesi.
ADVERTISEMENT
“Kita semuanya harus memiliki sense of crisis, betul-betul siap atas segala berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi, yang tanpa (bisa) kita prediksi, yang tanpa bisa kita hitung, semuanya kita harus siap," terangnya.