Meski Jumlah Penumpang Turun, ASDP Masih Raup Laba Rp 317 M per November 2021

15 Desember 2021 19:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (10/2). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (10/2). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat jumlah penumpang yang menyeberang hingga akhir November 2021 sebanyak 3,57 juta orang. Jumlah ini sebenarnya turun tipis 0,2 persen jika dibandingkan realisasi yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Direktur Utama ASDP, Ira Puspadewi, mengatakan perusahaan masih mampu meraup pendapatan yang positif. Hingga akhir November 2021, ASDP meraup pendapatan induk Rp 3,2 triliun atau naik 14 persen dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 2,8 triliun.
"Selanjutnya, ASDP berhasil membukukan laba bersih induk sebesar Rp 317 miliar atau naik 184 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu Rp 112 miliar," ujar dia dalam media gathering ASDP di Jakarta, Rabu (15/12).
Untuk kendaraan roda dua dan tiga sebanyak, ada 1,91 juta unit yang menyeberang atau turun 22 persen bila dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu. Menariknya, kata dia, kendaraan roda empat/lebih sebanyak 2,44 juta unit atau naik 32 persen bila dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk barang, ASDP berhasil mengangkut hingga 1,35 juta ton atau naik 48 persen dari realisasi periode sama tahun 2020.
Media gathering PT ASDP Indonesia Ferry di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
"Ada pergeseran tren dari pejalan kaki dan pengguna sepeda motor ke mobil pribadi sehingga trafik kendaraan roda empat mengalami peningkatan," ungkap Ira.
Sementara itu, angkutan barang yang menjadi kekuatan sektor logistik juga menjadi penopang produksi penyeberangan ASDP selama pandemi COVID-19. Hal ini sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo bahwa distribusi logistik dan kebutuhan pokok tak boleh terhambat di tengah pandemi sehingga layanan penyeberangan bagi sektor logistik harus terlayani dengan baik.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan, Teknologi Informasi, dan Manajemen Risiko ASDP, Djunia Satriawan, mengatakan secara konsolidasi, laba perusahaan lebih besar lagi. Tercatat Rp 335 miliar atau lebih tinggi dari target akhir tahun Rp 111 miliar.
ADVERTISEMENT
Perolehan ini, kata dia, setara 95 persen dibandingkan realisasi laba 2019, saat pandemi belum masuk Indonesia. Dia yakin, akhir tahun ini bisa lebih tinggi seiring pergerakan orang saat Natal dan Tahun Baru yang memilih naik kapal dengan kendaraan pribadi ketimbang naik pesawat.
Layanan Tiket ASDP yang bisa dipesan via Ferizy. Foto: ASDP
"Target akhir tahun ini sudah 3 kali lipat soalnya kita target Rp 111 miliar. Kalau kita bandingkan 2020, peningkatannya cukup signifikan hampir 3-4 kali lipat," ujar dia.

Bisa Bertahan hingga 7 Bulan Meski Pendapatan Nol

Ira menyebut, kalau pun bisnis ASDP turun akhir tahun ini, berdasarkan skenario terburuk dalam stress test yang dibuat, perusahaan masih tetap bisa bertahan.
"Pak Djunia (Direktur Keuangan ASDP) yang berperan, langsung melakukan apa yang disebut dengan stress test, sekuat apa perusahaan ini dilakukan dengan asumsi jika tidak ada pendapatan sama sekali, ASDP bisa hidup 7 sampai 8 bulan ke depan," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Hal sama yang diungkapkan Djunia. Dia menyebut dalam stress test itu, perusahaan banyak menghitung pengeluaran, termasuk efisiensi secara ketat. Di samping itu, tren penumpang di 2021 justru mulai membaik meski di pertengahan tahun pemerintah sempat menerapkan PPKM Darurat.
"Jadi skenario dalam stress test terus kita intensifkan di 2021 karena penumpang masih turun. Tapi perusahaan juga mempertahankan strategi bisnis komersial, salah satunya skema korporasi, yang trennya alhamdulillah bagus. Jadi ada penurunan pendapatan pun, kita bisa pertahankan produksi (jumlah penumpang tipis)," ujar dia.