Meski Rupiah Anjlok, BI Klaim Utang Luar Negeri Tak Sebesar 1998

1 Oktober 2022 14:24 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) mengeklaim Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia saat ini tak akan sebesar utang tahun 1998, meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.
ADVERTISEMENT
Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, pada 1 September 2022, rupiah tercatat berada di posisi Rp14.884 per dolar AS. Rupiah terus tertekan hingga per 30 September 2022, berada di Rp 15.232 per dolar AS.
"Utang kita aman, statistik utang-utang kita sangat aman," ungkap Erwin di Ubud, Bali, Sabtu (1/10).
Penegasan itu, kata Erwin, karena utang luar negeri Indonesia didominasi oleh utang jangka panjang. Tak hanya itu, tata kelola pencatatan utang luar negeri juga menurutnya sudah sangat jelas.
"Tahun 1998 saat kita krisis moneter besar-besaran, kita bahkan enggak tau proporsi utang kita berapa. Sekarang dengan statistik yang lebih baik, kita jadi lebih tahu," jelas dia.
Berdasarkan data BI, hingga Juli 2022, ULN tercatat kembali menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir Juli tercatat sebesar USD 400,4 miliar atau sekitar Rp 5.961 triliun (kurs Rp 14.890 per dolar AS), turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya USD 403,6 miliar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, instrumen pinjaman mengalami kenaikan posisi dari bulan sebelumnya yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek, baik untuk penanganan COVID-19, pembangunan infrastruktur maupun untuk pembangunan proyek dan program lainnya. Penarikan ULN yang dilakukan pada Juli 2022 diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan diupayakan terus mendorong akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Infografik Rupiah Tembus Rp 15.000 per Dolar AS. Foto: kumparan
"Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,7 persen dari total ULN Pemerintah," jelasnya.
ULN swasta juga melanjutkan tren penurunan. Posisi ULN swasta pada Juli 2022 tercatat sebesar USD 206,3 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 207,7 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,2 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,7 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporation) masing-masing sebesar 2,0 persen (yoy) dan 0,9 persen (yoy) terutama karena pembayaran neto surat utang.
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,3 persen dari total ULN swasta. ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,7 persen terhadap total ULN swasta.
Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada bulan Juli 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,7 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 31,8 persen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,8 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tambahnya.