Mimpi Bos Aplikasi Lele: Bangun Ratusan Kampung Ikan hingga Mendunia

20 Maret 2019 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Media Endeavor Indonesia dengan tiga pendiri Start Up Indonesia di Maybank, Gedung Sentral Senaya, Jakarta, Rabu (20/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Media Endeavor Indonesia dengan tiga pendiri Start Up Indonesia di Maybank, Gedung Sentral Senaya, Jakarta, Rabu (20/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan aplikasi kembang biak ikan seperti lele dan udang bernama eFishery sangat membantu para petani di Indonesia. Dengan keakurasian eFishery dalam memberikan pakan ke ternak ikan membuat panen melimpah dan keuntungan petani bertambah.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah mengatakan, perusahaan pun punya beberapa mimpi untuk membesarkan perusahaan ini, termasuk memajukan para petani ikan di Indonesia.
Di dalam negeri, saat ini Gibran tengah membangun kampung perikanan digital. Dia bakal memulainya di Jawa Barat terlebih dahulu dengan bangun 10 kampung ikan berteknologi ini. Tapi, dia ingin bisa membangun 100 kampung di Indonesia.
"Kita maunya bisa 100 kampung tapi mungkin enggak bisa tahun ini. Tahun ini paling 25 kampung. Cuma 2 tahun ini targetnya 100 kampung digital," kata Gibran saat ditemui dalam acara Endeavor Indonesia di Senayan, Jakarta, Rabu (20/3).
Pendiri dan CEO eFishery, Gibran Hufaizah. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Kata dia, dengan adanya kampung perikanan digital ini bisa semakin memajukan petani yang ada di daerah. Hal ini sejalan dengan misi eFishery yang membangun Indonesia dari petani di kampung-kampung.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menyediakan teknologi, kata dia, kehadiran eFishery juga membuat banyak lembaga pendanaan mau memberikan pinjaman ke para petani.
Mulai dari bank-bank BUMN hingga fintech peer to peer lending. Mereka mau memberikan pinjaman ke petani ikan karena perusahaan memiliki data panen ikan.
"Awalnya juga bank enggak mau kasih pinjaman karena telalu berisiko, tapi setelah ada data, transaksi, jadi ter-manage. Kita juga bakal kasih asuransi pertama juga ke petani. Yang kayak gitu akhirnya bisa dinego karena ada data," ucapnya.
Selain membangun kampung ikan digital, eFishery juga tengah menjajaki pasar regional di kawasan Asia dengan menggunakan teknologi yang dimiliki Gibran. Skema bisnis yang bakal diterapkan pun sama seperti di Indonesia.
Diskusi Media Endeavor Indonesia dengan tiga pendiri Start Up Indonesia di Maybank, Gedung Sentral Senaya, Jakarta, Rabu (20/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Untuk tahap awal, eFishery menyasar 4 negara yaitu Bangladesh, Thailand, India, dan Vietnam. Untuk Bangladesh, komoditas yang bakal dikembangbiakkan adalah ikan, Vietnam dan Thailand udang. Sementara di India bakal mengembangkan keduanya.
ADVERTISEMENT
"Dari 4 negara itu, ini lagi pilot project. Ada beberapa yang bakal komersial launching tahun ini. Kita punya local partner di sana," kata dia.
Dalam proyek di kawasan Asia, eFishery memegang kendali yaitu 60 persen dan partner local sekitar 30 persen. Proyek percontohannya sendiri bakal memakan waktu 6-9 bulan.
Setelah pasar regional dibangun, Gibran punya mimpi untuk menerapkan teknologi ini pada petani di level global dengan cakupan negara yang lebih luas lagi.
Pendiri dan CEO eFishery, Gibran Hufaizah. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Sementara itu, untuk ekspansi ke komoditas lain selain perikanan, Gibran masih belum memiliki gambaran. Saat ini sudah ada 7 jenis ikan yang dikembangbiakkan (automaticly feeding) dengan teknologinya, termasuk lele dan udang.
"Bisa saja lima tahun ke depan ke komoditas lain seperti pangan hewani ya. Tapi saat ini kita fokus di perikanan dulu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya teknologi ini, Gibran mengaku sejak 2 tahun belakangan pendapatannya meningkat hingga 400 kali lipat, sementara keuntungan per petani bisa 2 kali lipat.