Minyak Goreng di Yogyakarta Masih Mahal, Panic Buying Jadi Penyebab Kelangkaan

21 Februari 2022 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pedagang menunggu antre untuk membeli minyak goreng curah saat Operasi Pasar Minyak Goreng Curah Murah di Pasar Peterongan, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (20/2/2022). Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Para pedagang menunggu antre untuk membeli minyak goreng curah saat Operasi Pasar Minyak Goreng Curah Murah di Pasar Peterongan, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (20/2/2022). Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga minyak goreng masih tinggi di Yogyakarta. Meski di supermarket harga sudah kembali normal, tetapi di pasar tradisional harga minyak goreng masih dijual Rp 20 ribu per liter, lebih tinggi dari harga eceran tertinggi pemerintah Rp 14 ribu per liter.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto menduga serbuan masyarakat dalam membeli (panic buying) menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng di Yogyakarta. Menurutnya, panic buying ini membuat seberapa pun stok minyak goreng yang disediakan, akan tetap kurang.
"Untuk ketersediaannya, karena kondisi masyarakat panic buying ya jadi seberapa pun suplai ke counter-nya diserbu terus masyarakat. Kondisinya karena panic buying," kata Yanto melalui sambungan telepon, Senin (21/2).
Yanto mengatakan dari hasil pemantauan di lapangan, sebenarnya pasokan dari distributor sudah cukup. Indikasi panic buying ini terlihat dari penjualan di pasaran. Biasanya seorang pedagang menjual 2 karton minyak goreng dalam waktu 2 minggu, kini hanya 15 menit saja.
"Karena kebutuhan Jogja itu sebetulnya untuk perhitungannya sudah cukup. Di salah satu pasar, biasanya pedagang itu disetori 2 karton baru 2 minggu kemudian meminta lagi. Nah kalau sekarang ini tidak sampai 15 menit barang itu sudah habis," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini harga minyak di toko modern sudah sesuai HET menurut Yanto. Untuk kemasan curah di angka Rp 11.500 per liter, lalu kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium Rp 14 ribu per liter
Pembelian juga dibatasi saat ini. Satu orang hanya boleh membeli maksimal satu kemasan dengan jumlah antara 1 sampai 2 liter.
"Kalau di supermarket harga sesuai HET. Kalau di pasar tradisional Rp 18-20 ribu. Alasannya mereka menjual stok lama. Karena masih miliki stok dan nota pembeliannya sudah tinggi, ya kami mengimbau lagi setelah ini menjual sesuai HET yang ada," katanya.
Terkait kondisi saat ini, masyarakat diminta untuk tenang dan tidak panic buying. Sejumlah warga pun mengakui bahwa jumlah pembelian minyak goreng saat ini dibatasi. Beberapa supermarket memberlakukan maksimal pembelian 1 liter minyak goreng saja.
ADVERTISEMENT
"Kemarin di supermarket, maksimal 1 liter. Kalau harga Rp 14 ribu," kata Nasik, salah seorang warga Yogyakarta.
Warga mengantre beli minyak goreng dalam operasi pasar minyak goreng dan gula pasir di Wonodadi, Blitar, Jawa Timur, Kamis (10/2/2022). Foto: Destyan Sujarwoko/ANTARA FOTO
Di supermarket yang stoknya lumayan banyak, Nasik mengatakan bahwa warga boleh membeli hingga 2 liter. "Ada yang bisa kemasan 2 liter. Cuma dibatasi karena berebut," katanya.
Sementara itu, Palupi, warga Yogya lainnya mengaku pernah mendapatkan minyak goreng dengan harga Rp 19 ribu per liter beberapa waktu lalu. Namun saat ini harga sudah kembali turun di angka Rp 14 ribu.
"Cuma ya itu masih dibatasi 1 liter," kata Palupi.
Huda warga Godean, Sleman, mengaku masih mendapatkan harga minyak seharga Rp 21 ribu per liter. Dia mengaku cukup menyulitkan dengan harga yang tinggi terlebih di masa pandemi di mana pendapatan tak menentu.
ADVERTISEMENT
"Saya beli tadi pagi. Istri saya yang beli. Di warung kelontong gitu," katanya.