Misteri Relief Warisan Soekarno di Sarinah Dibuka Erick Thohir ke Publik

15 Januari 2021 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir melihat temuan relief saat renovasi Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (15/1). Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir melihat temuan relief saat renovasi Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (15/1). Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Renovasi gedung pusat perbelanjaan Sarinah memunculkan lagi salah satu relief yang disinyalir dibuat di era Presiden Soekarno. Relief ditemukan di lantai dasar gedung yang dibangun pada rentang waktu 1962-1966.
ADVERTISEMENT
Artinya, karya seni tersebut sudah tersembunyi selama nyaris 50 tahun di salah satu pusat perbelanjaan tertua yang Indonesia miliki.
Menteri BUMN Erick Thohir pun turut menguak misteri keberadaan relief tersebut ke publik. Lewat sebuah video, Erick Thohir meminta agar pihak Sarinah bersama WIKA melakukan perawatan atas relief itu.
"Saya merasa sangat terharu, dalam arti saya juga pecinta seni, ketika melihat kondisi seni budaya yang kita punya ini tidak terawat. Karena itu saya meminta tadi Sarinah, Wika, kita perbaiki kembali seperti yang dahulu," ujar Erick Thohir seperti dikutip kumparan, Jumat (15/1).
Menteri BUMN Erick Thohir melihat temuan relief saat renovasi Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (15/1). Foto: Kementerian BUMN
Dalam video tersebut, tampak relief berisi gambaran beberapa sosok petani, perempuan membawa bakulan hasil panen, hingga pedagang membawa bakul ikan.
ADVERTISEMENT
Erick Thohir kemudian menyampaikan keinginan untuk menjadikan relief itu sebagai ikon atau wajah Sarinah yang baru nantinya.
"Apalagi ini memang menjadi salah satu ikon nanti untuk pembangunan Sarinah baru, yang mudah-mudahan akan kita resmikan nanti pada saat Hari Pahlawan 10 November," sambungnya.
Arkeolog bernama Candrian, mengungkap dalam akun YouTube pribadinya, relief itu kemungkinan ditutup pasca-kebakaran gedung Sarinah pada tahun 1984. Ini diyakini jadi alasan mengapa selama ini keberadaan relief tidak terendus oleh pengunjung maupun pengelola mal.