Mobilitas Orang Dibatasi, Pengusaha Transportasi Belum Cuan saat Libur Imlek

14 Februari 2021 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah sembahyang menyambut tahun baru Imlek 2572 di Klenteng Hok Lay Kiong, kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (12/2).  Foto: Paramayuda/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah sembahyang menyambut tahun baru Imlek 2572 di Klenteng Hok Lay Kiong, kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (12/2). Foto: Paramayuda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Libur panjang semestinya bisa membawa keuntungan khususnya bagi para pengusaha sektor transportasi. Sebab, masyarakat biasanya banyak memanfaatkan waktu tersebut untuk bepergian.
ADVERTISEMENT
Namun, libur panjang Imlek kali ini berbeda karena pandemi COVID-19 masih belum juga mereda. Kondisi itu membuat pengusaha transportasi darat belum bisa cuan di long weekend Imlek ini.
“Belum (cuan) karena ini kan juga menyangkut mobilitas orang. Jadi kalau mobilitas bisnis transportasi ini kan bisnis daripada mobilitas orang melakukan kegiatan menggunakan transportasi umum,” kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI, Shafruhan Sinungan saat dihubungi kumparan, Minggu (14/2).
“Kalau mobilitas orangnya menurun otomatis produktivitas transportasinya akan turun,” tambahnya.
Sejumlah penumpang melintasi area parkir bus di Terminal Jatijajar, Depok, Jawa Barat, Kamis (28/1/2021). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
Shafruhan mengakui masih ada masyarakat yang berlibur. Namun, kebanyakan mereka menggunakan kendaraan pribadi.
“Iya rata-rata kendaraan pribadi,” ujar Shafruhan.
Shafruhan merasa pengguna mobil pribadi adalah masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas. Sementara yang kelas bawah tidak bisa bepergian termasuk naik transportasi umum karena pendapatan berkurang.
ADVERTISEMENT
Shafruhan tidak menampik pembatasan tersebut juga berimbas juga ke perekonomian masyarakat. Selama pandemi COVID-19 pemerintah memang membatasi pergerakan masyarakat seperti dengan adanya PSBB dan PPKM.
“Kan dampak dari juga ekonomi kita yang sangat menurun sehingga penghasilan masyarakat bahkan yang zero penghasilan pun semakin bertambah. Nah itu kan punya dampak terhadap mobilitas orang menurun, produktivitas di transportasi umum akan turun juga. Ini kan efek dominonya ke mana-mana gitu,” tutur Shafruhan.