Modal Asing Masuk ke RI Capai USD 3,1 Miliar hingga 19 Februari 2024

21 Februari 2024 18:50 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aliran modal asing di pasar keuangan domestik terpantau terus berlanjut. Bank Indonesia melaporkan hal itu tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar USD 3,1 miliar hingga 19 Februari 2024.
ADVERTISEMENT
"Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, aliran modal asing di pasar keuangan domestik terus berlanjut," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (21/2).
Perry mengatakan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 tetap tinggi, yakni senilai USD 145,1 miliar, setara pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Secara keseluruhan, Perry optimistis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2024 diperkirakan tetap mencatat surplus, didukung oleh berlanjutnya surplus neraca transaksi modal dan finansial.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain itu, juga sejalan tetap positifnya aliran masuk modal asing dipengaruhi oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang lebih baik dan imbal hasil investasi yang menarik.
ADVERTISEMENT
"Sementara itu, transaksi berjalan tetap sehat yang diperkirakan mencatat defisit rendah dalam kisaran 0,1 persen sampai dengan 0,9 persen dari PDB," katanya.