Muhammadiyah Pertimbangkan Tarik Dana dari Bank Syariah BUMN Hasil Merger

16 Desember 2020 9:03 WIB
Suasana jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru-kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru-kumparan
ADVERTISEMENT
Pengurus Pusat Muhammadiyah tengah mempertimbangkan menarik dana para umatnya yang selama ini terparkir di tiga bank syariah BUMN yang baru saja di-merger. Ketiga bank tersebut kini sudah bergabung menjadi PT Bank Syariah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menjelaskan rencana penarikan dana tersebut karena tiga bank syariah hasil merger itu sudah menjadi sebuah bank syariah milik negara yang besar. Penyatuan ketiga akan membuat kapitalisasinya besar dengan target menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia.
"Untuk itu mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah tidak lagi perlu mendukung Bank Syariah Indonesia milik negara tersebut. Mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah menarik dan mengalihkan semua dana yang ditempatkan di bank tersebut," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (16/12).
Dia mengatakan, dana yang akan ditarik itu akan dialihkan ke bank-bank baru yang tidak ikut dalam merger. Misalnya ke bank pembangunan daerah (BPD) syariah, bank-bank umum yang memiliki unit syariah, atau bank perkreditan rakyat syariah (BPRS).
ADVERTISEMENT
Anwar berharap dengan dialihkannya dana dan seluruh pembiayaan umat Muhammadiyah ini bisa membantu bank-bank lain yang unit syariahnya tergolong masih kecil. Sebab, salah satu komitmen Muhammadiyah adalah memajukan ekonomi umat seperti UMKM melalui perbankan syariah.
Untuk itu, kata dia, PP Muhammadiyah akan membentuk satu tim khusus yang diisi para ahli keuangan, para banker dan mantan-mantan banker, serta mantan regulator. Tujuannya, untuk mempersiapkan penarikan seluruh dana Muhammadiyah yang ada di Bank Syariah Indonesia.
"Kami harapkan tim ini segera dibentuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah supaya dalam waktu dekat, supaya Muhammadiyah sudah bisa menarik dan memindahkan semua dana dan memindahkannya," terang Anwar.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Seperti diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BRI Syariah (BRIS) yang gelar Selasa (15/12), telah menunjuk Direksi, Komisaris, dan Dewan Pengawas PT Bank Syariah Indonesia sebagai hasil merger bank syariah milik BUMN.
ADVERTISEMENT
RUPSLB telah menunjuk Hery Gunardi mengisi jabatan Direktur Utama Bank BRI Syariah (nantinya berubah menjadi PT Bank Syariah Indonesia).
Berikut susunan pengurus bank hasil merger tersebut:
Direksi
Direktur Utama: Hery Gunardi Wakil Dirut 1: Ngatari Wakil Dirut 2: Abdullah Firman Wibowo Direktur Wholesale Transaction Banking : Kusman Yandi Direktur Retail Banking : Kokok Alun Akbar Direktur Sales & Distribution : Anton Sukarna Direktur Information & Technology : Ahmad Syafii Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti Direktur Compliance & Human Capital : Tribuana Tunggadewi Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho
Komisaris
Komisaris Utama & Independen : Mulya E Siregar Komisaris : Suyanto Komisaris : Masduki Baidlowi Komisaris : Imam Budi Sarjito Komisaris : Sutanto Komisaris Independen : Bangun S Kusmulyono Komisaris Independen : M Arief Rosyid Hasan Komisaris Independen : Komarudin Hidayat Komisaris Independen : Eko Suwardi
ADVERTISEMENT
Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Ketua DPS: Mohamad Hidayat Anggota DPS: Oni Syahroni Anggota DPS : Hasanudin Anggota DPS : Didin Hafidhuddin.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.