Untitled Image

#MulaiBerubahDariRumah, Langkah Sederhana Buat Perubahan Nyata untuk Lingkungan

1 Oktober 2021 11:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meski sudah mengalami kemajuan di berbagai bidang, kondisi negara dan masyarakat Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Kondisi lingkungan, misalnya. Sejumlah persoalan lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah yang membutuhkan penyelesaian. Sebut saja, sampah.
Tak hanya sampah plastik, sisa makanan juga menjadi sumber penyumbang sampah terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan. Berdasarkan laporan Food Sustainability Index (FSI) 2018 yang diterbitkan oleh the Economist Intelligence Unit (EIU) bersama Barilla Center for Food and Nutrition Foundation (BCFN), Indonesia merupakan negara penyumbang sampah makanan terbesar ke-2 di dunia. Selain itu, Data Organisasi Pangan dan Pertanian Amerika Serikat (FAO) menunjukan, ada 13 juta ton sampah makanan yang dihasilkan warga Indonesia per tahunnya.
Selain membuat sampah semakin menggunung. Kebiasaan menyisakan makanan juga membahayakan lingkungan karena sampah makanan dapat menghasilkan karbondioksida (CO2) dan zat metana yang merusak lapisan ozon.
Dilansir The Washington Post, limbah makanan yang berada di tempat pembuangan akhir menghasilkan metana dalam jumlah yang sangat besar. Metana adalah gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbondioksida (CO2), yang dapat memperburuk konsekuensi negatif pada pemanasan global, yaitu perubahan iklim.
Ironisnya di saat begitu banyak pangan yang dibuang, masih banyak penduduk Indonesia yang kelaparan. Padahal, sisa-sisa makanan yang terbuang tersebut tak sepenuhnya sudah basi dan sebenarnya masih bisa dikonsumsi. Hanya saja, karena cara penyimpanan yang kurang tepat dan kurangnya ketelitian untuk memilah; bahan-bahan makanan itu akhirnya terbuang sia-sia.
Ilustrasi membuang sampah makanan. Foto: Shutterstock.
Ya, perkara sampah makanan bukanlah hal main-main. Karenanya selain membiasakan diri untuk menghabiskan makanan di piring, Sebab, setiap individu juga perlu memikul tanggungjawab yang sama untuk berlaku bijak dengan tidak mubazir.
Karenanya, partisipasi aktif individu merupakan kunci meminialisir sampah pangan. Tidak harus melakukan hal besar, kamu bisa bergerak membuat perubahan dengan #MulaiBerubahDariRumah yang tanpa disadari dapat berkontribusi mengurangi sampah pangan.

1. Bijak mengonsumsi makanan

Ilustrasi makan secukupnya. Foto: Shutterstock.
Ambil makanan sesuai porsi dan kebutuhan gizi. Hindari menyisakan makanan tersebut. Jika tak sanggup menghabiskannya, simpan makanan di lemari pendingin untuk dimakan lain waktu. Hal ini juga berlaku jika saat makan di restoran. Bila masih ada sisa, jangan sungkan untuk meminta kepada pelayan membungkus makanan tersebut untuk dibawa pulang.

2. Simpan pangan secara tepat!

Ilustrasi menyimpan bahan makanan di kulkas. Foto: Shutterstock.
Penyimpanan menjadi faktor yang sangat krusial pada tingkat keawetan suatu pangan. Pastikan pangan disimpan dengan benar agar memiliki shelf life yang cukup lama dan mencegah pembusukan. Namun penting diperhatikan, setiap jenis pangan memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga penyimpanannya pun tak selalu sama.
Agar tahan lama, kamu bisa memanfaatkan lemari pendingin atau kulkas yang bisa menyimpan semua makanan atau pangan yang masih mentah dengan aman. Untuk memudahkan kamu, berikut kumparan sajikan infografik sederhana yang bisa membantumu memaksimalkan kesegaran dan daya tahan makanan di dalam kulkas.
Panduan menyiampan makanan di kulkas. Dok. kumparanFOOD.

3. Kreatif dalam mengolah sisa bahan pangan

Sisa bahan pangan seperti sayuran yang sudah mulai layu dan menguning sebaiknya jangan langsung dibuang. Bahan tersebut bisa diolah menjadi campuran atau pelengkap suatu hidangan. Misalnya, ada sisa wortel dan sawi yang layu. Cincanglah semua bahan tersebut dan gunakan sebagai pelengkap hidangan nasi goreng agar terlihat meriah.
Ilustrasi nasi goreng. Foto: Shutterstock.
Ketiga cara ini merupakan solusi paling substantif untuk mengurangi sampah makanan. Tetapi jika pada kenyataannya kita sudah berusaha melakukan ketiga poin di atas, tapi kita masih saja menghasilkan sampah makanan, maka pengomposan menjadi pilihan terakhir yang kaya manfaat.
Dengan tidak membuang makanan, kita telah berkontribusi terhadap banyak hal; mencegah banjir, mencegah penumpukan sampah di pengumpulan terakhir, menunda pemanasan global, hingga membantu pemerintah mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Semangat untuk membangun kesadaran tentang sampah inilah yang membuat PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) ikut ambil peran dengan menggaungkan gerakan penyelamatan lingkungan bertajuk #MulaiBerubahDariRumah 2.0. Gerakan ini sejalan dengan komitmen SIG untuk memberikan solusi tidak hanya memenuhi harapan stakeholder, tapi juga menjadi pendorong dalam tumbuhnya industri bahan bangunan yang memperhatikan keberlanjutan (sustainability).

#MulaiBerubahDariRumah: Langkah Kecil untuk Saling Menginspirasi

Bagi SIG, setiap perubahan besar bisa bermula dari langkah kecil. Seperti kita yang bisa berkontribusi untuk lingkungan mulai dari diri sendiri. Seperti namanya, gerakan ini dirancang untuk bisa dilakukan dari rumah mengingat pemerintah masih memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi.
Gerakan ini dapat diikuti seluruh lapisan masyarakat, termasuk komunitas. Caranya mudah!
Setiap cerita yang diunggah di media sosial tersebut akan dikonversi oleh SIG menjadi satu paket bantuan berupa makanan atau bahan makanan pokok yang akan didonasikan bagi masyarakat yang membutuhkan. Ceritakan perubahanmu dan raih kesempatan memenangkan total hadiah senilai Rp 15 juta untuk 3 cerita terbaik.
Gerakan ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk saling menginspirasi antar peserta.
Penasaran, mau ikutan? Simak info lengkapnya di sini.
Yuk, #MulaiBerubahDariRumah bersama SIG.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG)
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten