Musibah Lion Air Pukul Saham Boeing ke Level Terendah Sejak 2016

30 Oktober 2018 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boeing 787-10 milik Singapore Airlines (Foto: boeing.com)
zoom-in-whitePerbesar
Boeing 787-10 milik Singapore Airlines (Foto: boeing.com)
ADVERTISEMENT
Saham produsen pesawat Boeing (BA) terjun bebas 23,68 poin (6,59 persen) ke level USD 335,59 per saham pada penutupan perdagangan di New York Stock Exchange (NYSE), Senin (29/10).
ADVERTISEMENT
Dirilis CNBC (30/10), dalam sehari saham Boeing anjlok hingga 6,59 persen. Ini merupakan penurunan saham Boeing paling tajam sejak Februari 2016. Pada pembukaan perdagangan, saham produsen pesawat Boeing 737 MAX dan 787 Dreamliner ini sempat dibuka menguat di USD 360,55. Namun, saham tersebut berbalik arah dan terus turun.
Setidaknya ada dua pemicu anjloknya saham produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) tersebut, yakni ancaman naiknya eskalasi perang dagang AS-China dan sentimen negatif jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX yang dioperasikan oleh Lion Air. Boeing 737 MAX merupakan pesawat terbaru buatan Boeing.
"Armada baru Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Lion Air mengalami musibah kecelakaan di Laut Jawa pada Senin (29/10). Ini merupakan insiden kecelakaan pertama dari pesawat Boeing 737 MAX yang menjadi penjualan paling laris," tulis CNBC.
ADVERTISEMENT
Sentimen kedua yakni adanya rencana pengenaan tarif tambahan terhadap produk impor asal China. Kejatuhan saham Boeing lebih banyak digerakkan oleh laporan rencana pengenaan tarif baru. Opsi ini akan terwujud bila pembicaraan meredakan perang dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping tidak mencapai titik temu. AS bakal menjatuhkan tarif tambahan baru untuk produk impor asal China bernilai USD 257 miliar.
Boeing 737 Max 8 (Foto: Dok. Boeing)
zoom-in-whitePerbesar
Boeing 737 Max 8 (Foto: Dok. Boeing)
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 200 poin pada penutupan perdagangan Senin kemarin, di mana saham Boeing berkontribusi 169 poin terhadap anjloknya Dow Jones.
"Boeing adalah eksportir terbesar, dengan tarif baru maka akan berdampak langsung. Dia mengekspor 80 persen yang diproduksi dan Boeing memproduksi 90 persen produknya di AS," ujar Analis dari Jefferies Sheila Kahyaoglu.
ADVERTISEMENT
Produsen Boeing 737 MAX Raup Laba Rp 106 Triliun, Naik 37 Persen
Pada kuartal III, Boeing mencatatkan pendapatan USD 25,14 miliar, meningkat 4 persen dibandingkan kuartal III 2017 dan laba bersih USD 2,36 miliar, meningkat 31 persen.
Sementara, pendapatan selama 9 bulan sebesar USD 72,78 miliar atau meningkat 5 persen dibandingkan periode yang sama di 2017. Untuk laba bersih, Boeing mencetak USD 7,03 miliar atau setara Rp 106,94 triliun (kurs USD 1 = Rp 15.200). Terjadi peningkatan 37 persen.
"Peningkatan pendapatan USD 1 miliar didorong oleh bisnis militer dan layanan jasa penerbangan," sebut Boeing dalam keterangan tertulisnya.
Bisnis Pesawat Komersial Meredup. Pada kuartal III, Boeing mengirimkan 190 unit pesawat komersial atau turun 6 persen dari periode sebelumnya yang sebanyak 202 unit. Untuk pendapatan, Boeing juga mencatatkan penurunan 1 persen pada kuartal III 2018 yakni menjadi USD 15,27 miliar.
ADVERTISEMENT
"Pendapatan di sektor pesawat komersial sebesar Rp 15,2 miliar tidak berubah. Ini menggambarkan redahnya pengiriman armada pesawat," tambahnya.