Nasabah Harus Waspada! Akses E-Banking Pakai Wifi Publik Rawan Serangan Siber

9 November 2021 19:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Nasabah perbankan diminta waspada, utamanya saat mengakses aplikasi mobile banking atau e-banking menggunakan wifi publik. Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha mengatakan, serangan siber yang paling mudah melalui akses wifi publik.
ADVERTISEMENT
"Jaringan Wifi Publik yang merupakan salah satu cara mudah bagi peretas untuk mendapatkan akses dan data ke berbagai informasi akun yang tersimpan di smartphone," ujar Pratama dalam Youtube Infobank "Indonesia Darurat Kejahatan Siber: Bagaimana Perbankan Bersiap Sedia Untuk Menanggapi Serangan Siber?" Selasa (9/11).
Selain itu, aplikasi pihak ketiga yang ada di smartphone maupun tablet nasabah juga memungkinkan memiliki keamanan yang lemah, jika aplikasi itu dibuat oleh pengembang yang tidak berpengalaman.
"Selanjutnya, mobile malware seperti virus, trojan, rootkit dan lainnya. Ketika industry perbankan terus berkembang, begitu juga dengan malware,” jelasnya.
Menurut dia, perbankan serta nasabah juga harus memahami dan mengenali bentuk penipuan digital yang marak terjadi. Hal ini untuk meminimalisasi risiko kerugian, baik untuk nasabah maupun perbankan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Henrico Perkasa selaku Department Head Security Technologies and Services Q2 Technology mengungkapkan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan setiap perusahaan ketika ingin mulai meningkatkan keamanan digital. Langkah pertama adalah memahami lingkup divisi yang ingin ditingkatkan keamanannya.
Ilustrasi Mobile Banking. Foto: Shutterstock
"Kemudian, lakukan penetapan kebijakan policy terhadap IT, konfigurasi diperangkat IT dan batasan apa saja yang perlu dipantau," paparnya.
Pada hal tersebut, ia mengungkapkan, IBM Security QRadar menawarkan beberapa konfigurasi yang beragam dan siap digunakan oleh setiap perusahaan. Sehingga produk ini sesuai bagi mereka yang baru akan memulai memperkuat keamanan digital.
Hernrico juga mengingatkan agar perawatan konfigurasi selalu dilakukan secara berkala pada sistem keamanan digital. Dengan demikian, kasus kejahatan siber bisa diminimalisasi.
"Ke depan, Q2 Technology menyarankan agar setiap perusahaan sudah memiliki insiden response plan jika terjadi kejahatan siber. Selain itu, investasi pada teknologi otomatisasi seperti machine learning dan artificial intelligence juga dibutuhkan agar tetap relevan di masa digital," kata dia.
ADVERTISEMENT
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menjelaskan, investasi berkelanjutan atau Environmental, Social and Corporate Governance (ESG) menjadi salah satu isu penting bagi para investor. Setiap perbankan perlu menerapkan ESG dalam setiap aksi korporasinya. Menurutnya, peningkatan keamanan data dan privasi, serta keamanan produk finansial adalah bagian dari ESG.
"Beberapa catatan bagi perbankan adalah tidak saja ini (investasi keamanan siber) meminimalisasi operational risk, tetapi juga meningkatkan nilai value dari ESG perbankan di mata investor, terutama pada mereka yang berinvestasi pada saham-saham perbankan," tukasnya.