Nasib Pengusaha Warteg saat Lebaran: Lebih Sepi, 75 Persen Pilih Mudik

14 Mei 2021 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang melayani pembeli di Warteg Subsidi Bahari kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang melayani pembeli di Warteg Subsidi Bahari kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengusaha Warung Tegal (Warteg) tidak bisa tersenyum lebar di lebaran tahun 2021. Sebab, usaha jualan makanan saat ini sepi karena masyarakat juga tetap memilih mudik meski ada larangan.
ADVERTISEMENT
Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni, mengungkapkan sepinya usaha yang dijalankan membuat setidaknya 75 persen para pengusaha Warteg memilih pulang ke kampung halaman di lebaran kali ini.
“Lebaran tahun ini lebih sepi dari kemarin, oleh karena ekonomi tidak menggigit, maka untuk pelipur lara hampir 75 persen pada mudik, dipikiran mereka lebih baik ketemu keluarga dari pada menunggu Gatol (gagal total) tak kunjung datang, Gatol pemulihan ekonomi gagal total,” kata Mukroni saat dihubungi kumparan, Jumat (14/5).
Sementara itu 25 persen pengusaha Warteg yang buka juga diperkirakan tidak ramai karena masyarakat banyak yang mudik. Ia merasa larangan mudik dari pemerintah kurang diikuti solusi yang tepat.
Mukroni
Warteg Gang Mangga Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/kumparan
mengibaratkan pemerintah melarang anak kecil makan permen, tetapi alternatif lain seperti susu atau kacang hijau tidak diberikan.
ADVERTISEMENT
“Ya himbauan pemerintah tidak bisa meredam keinginan untuk mudik, pemerintah cuma melarang tapi tidak memberi insentif agar mereka tidak mudik,” ujar Mukroni.
Mukroni khawatir kalau semakin banyak masyarakat yang tidak patuh terhadap kebijakan yang diambil pemerintah khususnya terkait pemulihan ekonomi. Kondisi tersebut, kata Mukroni, bisa membuat pemulihannya semakin berat.
“Kalau rakyat bawah bergerak sendiri-sendiri maaf ini bisa dampak negatif, tapi kalau mereka berkreasi dan mandiri malah bagus, tunggu waktu kemana arah angin berhembus, mungkin tanya rumput yang bergoyang ya,” tutur Mukroni.