Neraca Perdagangan Diperkirakan Surplus Lagi di Oktober 2020

16 November 2020 9:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan neraca perdagangan Indonesia selama Oktober 2020. Ekonom memperkirakan neraca dagang akan kembali surplus.
ADVERTISEMENT
Ekonom Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI, Eric Sugandi, memperkirakan surplus neraca dagang sebesar USD 2,2 miliar di Oktober 2020.
Angka ini lebih rendah dibandingkan surplus bulan sebelumnya yang sebesar USD 2,44 miliar maupun Oktober 2019 yang surplus USD 161,3 juta.
"IKS memperkirakan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 2,2 miliar di bulan Oktober 2020, dengan nilai total ekspor sebesar USD 14,4 miliar dan nilai total impor sebesar USD 12,2 miliar," ujar Eric kepada kumparan, Senin (16/11).
Menurut dia, kenaikan ekspor terutama didorong ekspor nonmigas ke negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Sementara kenaikan impor didorong peningkatan permintaan impor bahan baku dan barang modal oleh industri-industri di dalam negeri, berkaitan dengan peningkatan aktivitas produksi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memprediksi, surplus neraca dagang pada bulan tersebut sebesar USD 2,55 miliar. Kenaikan surplus itu diperkirakan karena laju impor secara tahunan yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan laju ekspor secara tahunan.
Secara rinci, kinerja ekspor Indonesia pada Oktober 2020 diperkirakan akan terkontraksi atau minus 2,26 persen secara tahunan (year on year/yoy). Namun secara bulanan pergerakan ekspor diperkirakan akan meningkat.
Kenaikannya secara bulanan ekspor itu dipengaruhi meningkatnya beberapa harga komoditas ekspor, seperti crude palm oil (CPO) sebesar 2,6 persen (month to month/mtm), batu bara yang naik 10,5 persen (mtm), dan karet alam yang naik 12,0 persen (mtm).
Kontainer yang sedang di bongkar muat di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di sisi lain, laju impor diperkirakan akan terkontraksi atau minus 18,73 persen (yoy). Secara bulanan, laju impor diperkirakan meningkat, dengan mempertimbangkan aktivitas manufaktur Indonesia pada Oktober 2020 yang kembali meningkat dari bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Meskipun aktivitas manufaktur Indonesia masih tercatat dalam fase kontraksi, sehingga mengindikasikan kalau impor nonmigas masih melambat bila dibandingkan dengan tahun lalu," ujarnya.
Sebelumnya, BPS mengumumkan neraca dagang Indonesia mengalami surplus beruntun sejak Mei-September 2020. Jika selama Oktober 2020 kembali surplus, maka neraca dagang Indonesia akan mencatatkan surplus selama enam bulan berturut-turut.
Tercatat selama September 2020 neraca dagang surplus USD 2,44 miliar. Nilai ekspor selama bulan lalu sebesar USD 14,01 miliar, naik 6,97 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm), namun turun 0,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Sementara laju impor tercatat sebesar USD 11,57 miliar, naik 7,71 persen (mtm), namun turun 18,88 persen (yoy).