Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 4,37 Miliar di September 2021

15 Oktober 2021 10:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas berada di atas peti kemas saat bongkar muat di Pelabuhan Agats, Asmat, Papua, Rabu (30/6/2021). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berada di atas peti kemas saat bongkar muat di Pelabuhan Agats, Asmat, Papua, Rabu (30/6/2021). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang kembali mengalami surplus. Pada September 2021, surplus neraca perdagangan barang mencapai USD 4,37 miliar.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan neraca perdagangan Indonesia selama 17 bulan beruntun membukukan surplus.
"Di September 2021 ini neraca perdagangan barang mencatat surplus USD 4,37 miliar karena ekspor kita di September ini tercatat USD 20,60 miliar dan impor USD 16,23 miliar," ujar Margo dalam rilis resmi BPS, Jumat (15/10).
Komoditi nonmigas yang menyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral HS27, kemudian lemak dan minyak hewan nabati HS15, dan besi dan baja HS72.
Adapun di September ini, ekspor Indonesia menurun 3,84 persen bila dibandingkan dengan Agustus 2021. Meskipun bila dibandingkan dengan September 2020, ekspor Indonesia masih naik.
"Nilai ekspor September 2021 itu mencapai 20,60 miliar USD, turun 3,84 persen dibanding Agustus 2021. Kemudian berdasarkan migas dan non migas secara month to month (mtm) juga turun 12,56 persen. Sementara non migas turun 3,38 persen," rincinya.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan September 2020, ekspor Indonesia masih meningkat 47,64 persen. Sektor migas dan non migas juga masih meningkat seluruhnya. Untuk migas naik 39,79 persen, sementara non migas meningkat 48,03 persen.
Secara keseluruhan, ekspor nonmigas menyumbang 95,47 persen dari total ekspor September 2021.
Melihat data per sektor, migas secara mtm (USD 0,93 miliar) turun 12,56 persen, tapi secara year on year (yoy) naik 39,79 persen. Sedangkan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (USD 0,39 miliar) dibanding Agustus 2021 naik 15,04 persen, tapi secara yoy turun 4,96 persen.
Sektor industri pengolahan dibanding Agustus (USD 15,51 miliar) turun 5,29 persen, namun dibanding tahun 2020 naik 34,33 persen. Sementara sektor pertambangan dan lainnya (USD 3,77 miliar) naik dibanding Agustus 2021 sebesar 3,46 persen, dan secara tahunan naik 183,59 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara impor Indonesia juga mengalami penurunan. Dibanding dengan Agustus 2021, impor turun 2,67 persen. Namun bila dibandingkan dengan periode yang sama di 2020, impor masih naik 40,31 persen.
"Nilai impor September 2021 mencapai USD 16,23 miliar, turun 2,67 persen kalau dibanding Agustus 2021. Secara mtm migas turun 8,90 persen dan non migas juga turun 1,80 persen. Sementara yoy impor kita di September 2021 masih meningkat 40,31 persen," jelasnya.
Merinci impor per sektor, untuk konsumsi dibanding Agustus 2021 turun 5,28 persen, tapi dibanding 2020 naik 59,66 persen. Sektor bahan baku/penolong (USD 12,09 miliar) dibanding bulan lalu turun 2,27 persen, tapi dibanding tahun lalu naik 45,46 persen.
Sektor barang modal dibanding Agustus turun 2,66 persen, namun naik 10,07 persen secara tahunan. Secara struktur impor menurut penggunaan barang, peran golongan bahan baku/penolong menjadi penyumbang terbesar dengan 74,51 persen dari total impor September 2021.
ADVERTISEMENT