NFT Laris Manis, Hati-hati Keamanan Data dan Penjiplakan Karya!

16 Januari 2022 14:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi NFT (Non-Fungible Token). Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi NFT (Non-Fungible Token). Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Non Fungible Token atau NFT mendadak ramai dibicarakan usai Sultan Gustaf Al Ghozali alias Ghozali Everyday meraup miliaran rupiah dari hasil menjual ratusan foto selfie pribadinya di platform marketplace NFT OpenSea. 933 foto pribadi Ghozali yang diambil sejak 2017 hingga 2021 dijual di platform tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengamat atau pakar Komunikasi Digital Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, mengatakan di NFT OpenSea pendataan karya yang diunggah dan diperjualbelikan tercatat dengan jelas. Namun, harus waspada dengan adanya potensi penjiplakan.
“Untuk karya yang berisiko menghadapi penjiplakan sesungguhnya di sistem yang menjadi medium penyebarluasan NFT semua terlacak dengan jelas. Dari mana asal suatu produk, dibeli oleh siapa, pindah tangan ke pihak mana saja, secara teoritis tercatat dan terlacak dengan jelas,” kata Firman saat dihubungi kumparan, Minggu (16/1).
Tak hanya untuk mengunggah foto, Firman menjelaskan NFT merupakan konten atau informasi digital yang bisa dalam bentuk teks, gambar, suara maupun gabungan di antara ketiganya. Ia mengungkapkan, untuk sementara ini dalam perkembangan awalnya adalah art collectibles atau benda seni yang dapat dikoleksi.
ADVERTISEMENT
Meski bisa menghasilkan keuntungan dengan karya yang diperjualbelikan, Firman mengingatkan adanya potensi kejahatan seperti keamanan data pribadi dan penjiplakan karya.
“Hanya saja ketika berbicara tentang teknologi yang sedang berkembang tentu tidak bisa langsung sempurna. Selalu ada celah keamanan. Celah inilah yang dimanfaatkan oleh pihak lain, termasuk dalam bentuk penjiplakan,” ujar Firman.
Untuk itu, Firman meminta semua masyarakat tidak sembarangan mengakses platform tersebut kalau belum memahaminya dengan baik. Apalagi, kata Firman, data pribadi pengguna bisa saja tersebar dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
“Setiap teknologi apa pun, tidak pernah paripurna dalam fungsi keamanannya. Pada versi yang berulang-ulang disempurnakan pun selalu ada persoalan keamanannya. Maka kata kuncinya adalah selalu berhati-hati dan mengikuti perkembangan,” tutur Firman.
ADVERTISEMENT