Nilai Tukar Rupiah Melemah 4,14 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding India

23 Juni 2022 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi para deputi gubernur BI memberikan keterangan pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi para deputi gubernur BI memberikan keterangan pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mengumumkan nilai tukar rupiah sampai dengan 22 Juni 2022 terdepresiasi sekitar 4,14 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar tersebut terdepresiasi 1,93 persen dibandingkan akhir Mei 2022.
ADVERTISEMENT
“Nilai tukar rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 5,17 persen, Malaysia 5,44 persen, dan Thailand 5,84 persen,” ujar Perry dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bi, Kamis (23/6).
Perry menyebut nilai tukar rupiah mengalami peningkatan tekanan sejalan dengan mata uang regional lainnya. Hal itu seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Depresiasi tersebut sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
“Pasokan valas domestik tetap terjaga dan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap positif,” ujar Perry.
Perry mengatakan BI akan terus mencermati perkembangan pasokan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya. Hal itu untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.
ADVERTISEMENT
Senada, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan nilai tukar rupiah masih bergerak stabil dibanding mata uang negara lain. BI akan menjaga stabilitas rupiah melalui kebijakan intervensi tiga lapis atau triple intervention.
“Kami punya triple intervention, dimana kami masuk ke pasar spot DNDF, dan pasar SBN jika kondisi memang memaksa masuk ke sana,” tutur Destry..