Cover Pertamina CSR - Jakarta - Nurchaeti, Mantan TKI

Nurchaeti, Mantan TKI yang Ekspor Keripik Hingga ke Eropa

17 Agustus 2019 9:23 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurchaeti, sang mantan TKI yang berprestasi Foto: Doni Febrianus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nurchaeti, sang mantan TKI yang berprestasi Foto: Doni Febrianus/kumparan
ADVERTISEMENT
Rumahnya biasa saja. Tak ada yang berlebihan di sana. Hanya beberapa piagam dan sertifikat yang terpampang di salah satu sisi dinding di dalam rumahnya. Juga beberapa foto yang menampilkan seorang perempuan bersama orang-orang penting di negeri ini, termasuk dua foto dalam situasi berbeda dengan Presiden RI Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Perempuan itu bernama Nurchaeti. Seperti rumahnya, penampilan Nurchaeti pun terlihat begitu biasa. Tidak ada yang terlihat istimewa. Meski begitu, perempuan ini punya cerita yang luar biasa.
Nurchaeti adalah seorang mantan pekerja Indonesia di luar negeri (TKI), yang kini telah kembali ke Tanah Air. Pada 2013, ia memutuskan untuk tidak meneruskan kontraknya di luar negeri dan pulang ke Indonesia. Tidak ada rencana besar yang ia miliki saat itu. Ia hanya ingin pulang, dan membuka usaha kecil-kecilan.
Usaha laundry adalah yang dipilihnya. Alasannya pun unik: ia senang mencuci.
“Otak saya berpikir, bagaimana menjalankan sebuah usaha tanpa modal yang terlalu besar. Akhirnya saya memulai sebuah usaha, di mana usaha ini didasari atas hobi saya mencuci," katanya sambil tersenyum geli. “Di situlah saya buka yang namanya laundry kiloan.”
ADVERTISEMENT
Tanpa disangka, usaha Nurchaeti ternyata sukses besar dalam waktu cepat. Ia sampai mampu membuka enam cabang dari merek laundry yang dimilikinya, NN Laundry, pada akhir 2014.
Dari situ, usahanya bercabang. Atas dasar semangat yang sama, yakni usaha dengan modal tidak terlalu besar, Nurchaeti mencoba bisnis camilan keripik. Dengan kemampuannya dalam memasarkan produk dan pengelolaan bisnis yang baik, lagi-lagi bisnisnya sukses.
Kali ini, Nurchaeti bahkan mampu mencapai sesuatu yang tidak bisa dicapai sembarang usaha kecil dan menengah: mengekspor produknya ke luar negeri. Dari negara-negara Asia Timur, negara-negara Arab, dan bahkan Eropa. “Belanda, Paris (Perancis - red), Jerman. Ekspor ini juga bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia,” terang Nurchaeti.
Produksi keripiknya pun meningkat tajam: jika dulu ia hanya mampu memproduksi 10 kg perhari, saat ini usahanya mampu memproduksi hingga 200 kg perhari. Perkembangan kemampuan produksi ini juga tidak lepas dari keberhasilan Nurchaeti terpilih menjadi Mitra Binaan Pertamina sejak 2018 lalu, yang kemudian membuka jalannya untuk mempromosikan produk-produknya secara lebih luas lagi.
ADVERTISEMENT
Tetapi ada yang lebih luar biasa dari kemampuan Nurchaeti mengekspor produk-produknya. Nurchaeti menjalankan bisnisnya tidak sekadar untuk bisnis, namun juga sosial.
Hal tersebut dilakukan lewat keputusannya untuk mempekerjakan para mantan TKI yang telah kembali ke Indonesia dalam bisnisnya. Hingga saat ini, ia sudah merangkul 550 eks TKI untuk belajar dan berkarya bersamanya. Belum lagi dengan warga sekitar rumahnya yang juga ia ajak untuk bekerja sama.
Tidak hanya itu. Nurchaeti juga secara rutin memberikan pelatihan untuk para TKI maupun mantan TKI agar mereka berdaya dan berani membuka bisnisnya sendiri. Bahkan, beberapa eks TKI yang bekerja bersamanya pun sudah mampu membuat usaha sendiri. Nurchaeti juga tidak ragu untuk membantu ikut memasarkan produk-produk mereka.
ADVERTISEMENT
Tidak ada rasa takut tersaingi dalam diri Nurchaeti, meski beberapa di antara mantan TKI lainnya ikut berkecimpung di bisnis camilan. Saat kumparan mengudap camilan keripik tempe yang ia tawarkan saat kami datang ke rumahnya, ia malah dengan bangga menyebut kalau itu adalah produk dari orang yang pernah bekerja dengannya.
“Enak, kan? Itu sama kayak punya saya tapi packaging-nya dibuat lebih bagus. Resep bumbunya juga saya yang kasih,” kata Nurchaeti. Bagi perempuan ini, melihat orang-orang yang bekerja dengannya bisa sukses dan mandiri, justru merupakan salah satu kebanggaan terbesarnya.
“Keputusan saya membantu banyak teman-teman TKI itu karena saya ingin teman-teman TKI yang pulang ke Indonesia bisa berdaya dan menjadi raja di negeri sendiri,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Saya yakin, apapun latar belakang kita, dengan teman-teman mantan TKI, kita bisa berdiri di atas kaki kita sendiri,” lanjutnya optimis.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama dengan Pertamina.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten