OJK Catat 56 Perusahaan Baru Antre IPO di BEI, Kejar Dana Rp 56,83 T

4 Maret 2024 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Eksekutif Pasar Modal, Bursa Karbon dan Keuangan Derivatif OJK, Inarno Djajadi, mengatakan antusiasme penghimpunan dana di pasar modal Indonesia masih sangat tinggi. Ini tercermin dari nilai penawaran umum yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) senilai Rp 20,65 triliun per 29 Februari 2024.
ADVERTISEMENT
"Tercermin pada 29 Februari 2024, nilai penawaran umum Rp 20,65 triliun. Dengan emiten baru sebanyak 12 emiten," kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (4/3).
Lebih lanjut Inarno menjelaskan, hingga saat ini ada 84 pipeline penawaran umum dengan total nilai pendanaan tembus Rp 56,83 triliun. Di antara pipeline itu ada rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 56 perusahaan.
“Di antaranya merupakan rencana pencatatan saham perdana (IPO) oleh emiten baru sebanyak 56 perusahaan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Inarno mengatakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 29 Februari 2024 mencatatkkan kenaikan 0,6 persen pada level 7.316. Investor asing mengakumulasi pembelian bersih senilai Rp 18,44 triliun sejak awal tahun ini.
Kemudian, pasar obligasi ICBI menguat 0,98 persen ytd ke level 378,28. Total asset under management atau AUM pengelolaan investasi mencapai Rp 824,4 triliun.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 30 perusahaan sudah masuk dalam pipeline pencatatan saham bursa yang akan melantai di tahun 2024.
Adapun sepanjang 2023, terdapat 79 emiten yang IPO di BEI dengan dana dihimpun Rp 54,14 triliun. Jumlah tersebut merupakan rekor IPO tertinggi sepanjang sejarah BEI dan terbanyak ke-6 di dunia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, merinci 30 calon emiten yang masuk pipeline terdiri dari 2 perusahaan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar, 19 perusahaan aset skala menengah antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar, dan 9 perusahaan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.
“Rincian sektornya adalah 3 perusahaan dari sektor bahan baku, 6 perusahaan dari sektor konsumer siklikal, 4 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal, 2 perusahaan dari sektor energi dan 0 perusahaan dari sektor keuangan,” kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Minggu (31/12).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Nyoman mengungkapkan perusahaan yang dalam pipeline IPO yakni 0 perusahaan dari sektor kesehatan, 5 perusahaan dari sektor industri, 3 perusahaan dari sektor infrastruktur, 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate, 5 perusahaan dari sektor teknologi dan 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.