OJK Klaim Bursa Karbon Dipuji-puji Negara ASEAN
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) menyebut bursa karbon Indonesia mendapat pujian dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Bursa karbon Indonesia menjadi salah satu poin yang disosialisasikan OJK dalam Asean Capital Market Forum (ACMF) 2023 di Bali.
ADVERTISEMENT
"Ini betul-betul diapresiasi rekan-rekan ASEAN. Mereka menanyakan peluncuran bursa karbon, peluncuran itu dilaksanakan 26 September 2023," kata Ketua ACMF 2023 sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi di Bali, Selasa (17/10).
Inarno mengatakan, bursa karbon memainkan peran penting dalam percepatan dekarbonisasi di Indonesia. Terlebih sumber daya alam Indonesia sangat besar dalam menghasilkan karbon kredit yang merupakan salah satu pendorong pengembangan pasar karbon Indonesia sehingga bisa mempercepat pencapaian komitmen pengurangan emisi sebagaimana target NDC Indonesia.
ADVERTISEMENT
OJK mencatat, transaksi bursa karbon Indonesia tembus Rp 29,21 miliar hanya dalam empat hari saja, yakni sejak diluncurkan 26 hingga 29 September 2023. Dengan volume unit karbon yang diperdagangkan 459.953 ton CO2.
"Ini jadi perhatian dari Malaysia dan negara tetangga, bahwa pencapaian itu luar biasa sekali, bahwa saat launching sudah ada transaksi, sudah ada suplai. Mereka sangat surprise. Bahkan untuk negara lain butuh beberapa tahun untuk supaya bursa karbon itu bisa aktif," kata Inarno.
Inarno menambahkan, dalam Bursa Karbon ini OJK berperan mengatur dari sisi secondary marketnya, yakni memastikan agar pihak yang terlibat dalam perdagangan karbon di bursa karbon adalah pihak-pihak yang eligible dan memenuhi persyaratan perizinan.
"Memastikan bahwa karbon yang diperdagangkan di bursa karbon terjaga kualitasnya dengan mewajibkan teregistrasi
ADVERTISEMENT
di SRN-GRK, memastikan agar teknis dan proses perdagangannya memenuhi prinsip-prinsip market conduct, menerapkan
standar tata kelola, manajemen risiko, infrastruktur dan standar operasional serta pengendalian internal yang dapat menjaga aktivitas perdagangan berjalan teratur, wajar dan efisien," pungkasnya.