OJK: Pasar Modal Sukses Himpun Rp100 Triliun dari Penawaran Umum

26 Mei 2022 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi di acara pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2022. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di acara pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2022. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga 24 Mei 2022, jumlah penawaran umum di pasar modal yang dilakukan emiten mencapai 79 dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp100,1 triliun.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah penawaran umum tersebut, 23 di antaranya dilakukan oleh emiten baru. Dalam pipeline saat ini terdapat 105 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 68,67 triliun.
“Peningkatan kinerja intermediasi tersebut terjadi di tengah perekonomian global yang masih menghadapi tekanan inflasi yang persisten tinggi dan telah mendorong pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh mayoritas bank sentral dunia,” tulis Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangannya di Jakarta, yang dikutip Kamis (26/5).
Apalagi, konflik Rusia-Ukraina serta terganggunya global supply chain akibat lockdown di Tiongkok terus mendorong kenaikan harga komoditas terutama energi dan pangan.
Kenaikan inflasi yang diikuti oleh pengetatan kebijakan moneter global telah meningkatkan potensi terjadinya hard landing sehingga meningkatkan volatilitas di pasar keuangan global dan terjadinya outflow dari pasar keuangan emerging markets.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, kinerja perekonomian domestik masih terjaga terlihat dari rilis PDB triwulan I-2022 yang terpantau sebesar 5,01 persen yoy diikuti dengan peningkatan kinerja mayoritas perusahaan publik di periode yang sama.
Ilustrasi gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan
Indikator ekonomi high frequency juga terpantau masih positif, mengindikasikan berlanjutnya pemulihan ekonomi. Selain itu, pemerintah juga telah menaikkan anggaran subsidi energi menjadi Rp 443,6 triliun, terbesar sepanjang sejarah.
“Namun demikian, perlu dicermati tren kenaikan inflasi domestik dan dampak pelarangan ekspor CPO terhadap kinerja neraca perdagangan di bulan Mei 2022,” tam bah Anto.
Di tengah perkembangan tersebut, pasar keuangan domestik secara umum bergerak volatile sejalan dengan pelemahan pasar keuangan global seiring aksi risk off investor. Hingga 20 Mei 2022, IHSG tercatat melemah sebesar 4,3 persen hingga awal bulan (month to date/ mtd) ke level 6.918, sejalan dengan aliran dana non residen yang tercatat outflow sebesar Rp9,23 triliun mtd.
ADVERTISEMENT
Sementara di pasar SBN secara mtd juga terpantau melemah dengan rerata yield SBN naik 42,5 bps di seluruh tenor sejalan dengan outflow SBN investor non residen sebesar Rp 37,81 triliun mtd. Sepanjang bulan Mei 2022, total net outflow non residen di IHSG dan pasar SBN adalah sebesar Rp 47,04 triliun.