OJK Prediksi The Fed akan 3 Kali Turunkan Suku Bunga di 2024

2 April 2024 16:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, memperkirakan Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed, akan tiga kali menurunkan suku bunga sepanjang 2024.
ADVERTISEMENT
The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25 persen sampai 5,50 persen dalam rapat kebijakan FOMC Meeting pada Rabu (20/3) waktu AS.
"Semula kami berpandangan atau memperkirakan bahwa penurunan Fed Fund Rate (FFR) itu terjadi pada semester II 2024, sekitar bulan-bulan awal semester II. Namun kami melihat dan mencermati juga pasar memperkirakan ada kemungkinan untuk penurunan FFR itu pada Juni 2024," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Selasa (2/4).
"Berdasarkan yang kami cermati, ekspektasi pasar, dan juga dengan indikasi awal yang diberikan oleh the Fed nampaknya kesepakatan penurunan itu akan terjadi tiga kali tahun ini," sambungnya.
Mahendra menilai potensi terjadinya guncangan di pasar akan mereda dengan adanya penurunan suku bunga tersebut. Ia mengatakan saat ini kondisi perekonomian dan pasar global masih dalam keadaan yang kondusif. Bahkan, dari beberapa sisi nampak terlihat lebih baik dari ekspektasi semula.
ADVERTISEMENT
"Sehingga itu membawa perubahan yang positif namun di lain sisi kita harus terus mencermati potensi risiko yang dapat menghambat pertumbuhan itu sendiri yang terjadi di global dan domestik," ungkap Mahendra
"Amerika Serikat sendiri nampaknya pertumbuhan akan berada pada kisaran yang lebih tinggi daripada ekspektasi semula. Dan juga karena kondisi pasar tenaga kerja yang relatif baik dan inflasi yang masih di atas target bank sentral AS," lanjutnya.