OJK: Transaksi E-Commerce Naik 400 Persen Selama Pandemi

8 Oktober 2020 19:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi e-commerce. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi e-commerce. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat transaksi melalui channel-channel digital makin marak digunakan semenjak pandemi COVID-19 atau setidaknya dalam 8 bulan terakhir. Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto mengatakan dalam 8 bulan terakhir misalnya, transaksi e-commerce naik hingga 400 persen.
ADVERTISEMENT
“Akselerasi digitalisasi dalam 8 bulan ini semakin cepat. E-commerce itu kenaikannya sampai 400 persen. Pada 2019 sebelum pandemi, ada sekitar 2,4 miliar transaksi mobile banking yang nilainya mencapai Rp 4.000 triliun. Nah selama 8 bulan sejak pandemi akselerasinya jauh lebih besar,” ungkap Anung dalam Webinar Semangat Bulan Inklusi Finansial: Aman dan Nyaman Bertransaksi Online, Kamis (8/10).
Menurut Anung, adanya pandemi yang membatasi aktivitas fisik membuat digitalisasi diadopsi secara cepat. Masyarakat mau tak mau lebih banyak mengandalkan digital payment ketimbang uang cash.
Ilustrasi belanja online di Lazada Foto: Lazada
Di sisi lain, kondisi ini juga didorong dengan jumlah populasi generasi milenial yang cukup dominan di Indonesia. Seperti ketahui generasi milenial merupakan digital native yang sangat akrab dengan internet dan smartphone.
ADVERTISEMENT
“Digitalisasi enggak berjalan sendiri dalam percepatan inklusi. Generasi Y dan Z komposisinya 58,2 persen menjadi faktor penentu akselerasi digitalisasi,” ujar Anung.
Namun dengan cepatnya digitalisasi pada sektor keuangan, Anung juga mengingatkan akan adanya ancaman di dunia siber. Menurutnya hingga saat ini cyber security masih menjadi salah satu fokus OJK.
“Memang ada isu terkait dengan aspek cyber security. Di perbankan, INKB, insurance. Satu pun enggak boleh gagal. Kalau ada satu instrumen atau pelaku keuangan gagal maka efek rembetannya sampai pada aspek trust,” tutupnya.