OJK: Walau Melambat, Pertumbuhan Perbankan Syariah Sampai Mei Masih Positif
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Kita lihat bahwa dari sisi Dana Pihak Ketiga, dari sisi aset, dan dari sisi pinjaman yang diterima ini kalau kita lihat dari tahun ke tahun 5 tahun ke belakang sampai sekarang ini bahwa Perbankan Syariah itu pertumbuhannya masih cukup positif. Walaupun ini melambat dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Teguh saat webinar yang ditayangkan di YouTube IAEI TV, Kamis (23/7).
Teguh membeberkan pertumbuhan pada posisi Mei 2020 untuk pinjaman yang diterima Perbankan Syariah mencapai 10,14 persen, kemudian dari sisi aset tumbuh 9,53 persen, dan dari dana tumbuh 9,24 persen. Ia merasa kondisi tersebut masih baik.
“Ini kalau kita bandingkan dengan industri keuangan secara keseluruhan ini pertumbuhan dari Perbankan Syariah itu di bulan Mei lebih tinggi secara industri dibandingkan dengan yang konvensional,” ujar Teguh.
ADVERTISEMENT
“Di konvensional yang secara industri ini pertumbuhan kredit ini sekarang ini menunjukkan sampai bulan Mei 3,04 dan DPK sebesar 8,87 persen,” tambahnya.
Teguh mengatakan kondisi tersebut menunjukkan Perbankan Syariah baik umum maupun BPRS masih dipercaya oleh masyarakat. Meski begitu, pihak-pihak yang bergerak di Perbankan Syariah tidak boleh berhenti sampai di situ saja. Apalagi, saat ini Perbankan masih dipengaruhi adanya dampak virus corona.
“Walaupun di sini kita melihat kondisinya melandai, kita lihat nanti posisinya bulan Juni, bulan Juli seperti apa,” ungkap Teguh.
Total aset Perbankan Syariah sampai sejauh ini mencapai Rp 530,80 triliun. Secara kinerja di Perbankan Syariah saat ini ada 14 bank umum, 20 unit usaha syariah, dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Sementara itu, untuk share aset sampai Mei 2010 mencapai 6,05 persen.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini sebenarnya perkembangan menggembirakan bahwa berhasil share aset syariah di atas 5 persen, yang tadinya dari tahun ke tahun mencapai hal ini cukup sulit. Tapi, dalam kondisi COVID kita harus tetap bagaimana Perbankan Syariah ini tetap tumbuh dengan baik tetapi dengan mitigasi yang terjaga,” tutur Teguh.