Okupansi OYO Turun 60 Persen Saat Corona, Belum Bisa Prediksi Target Tahun Ini

17 Juni 2020 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu properti OYO di Sleman, Yogyakarta Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu properti OYO di Sleman, Yogyakarta Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Virus corona membuat okupansi hotel atau penginapan di Indonesia turun drastis. Hal itu dialami oleh layanan hotel dan penginapan, OYO Indonesia. Selama pandemi COVID-19, tingkat okupansi OYO Indonesia turun hingga 60 persen.
ADVERTISEMENT
“Okupansi turun 60 persen dari kondisi normal,” kata Country Head Emerging Business, OYO Hotels, and Homes Indonesia, Eko Bramantyo saat diskusi secara virtual, Rabu (17/6).
Sebelum virus corona mewabah di Indonesia, Eko mengatakan pihaknya bisa menghitung mulai dari berapa okupansi, rentang harga, sampai investasinya. Namun, ia mengaku belum bisa memprediksi dalam tahun ini okupansi berapa yang bakal didapatkan.
Eko menjelaskan kondisi itu dikarenakan kebijakan setiap daerah berbeda-beda dalam upaya memutus rantai penyebaran virus corona. Sementara, langkah yang disiapkan OYO adalah secara nasional.
“Sehingga dengan banyaknya parameter dari zona hijau jadi kuning, kuning jadi merah, merah jadi hitam yang berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia terus terang sangat menyulitkan untuk prediksi mengenai berapa okupansi ini berjalan sampai akhir tahun,” ujar Eko.
Applikasi OYO Foto: OYO Hotels & Homes
Untuk itu, fokus bisnis yang dilakukan OYO dalam jangka pendek adalah melihat berapa okupansi hari ini dan besok. Meski begitu, ia menyambut baik adanya pelonggaran dari pemerintah dengan catatan tidak memperparah warga yang terpapar corona.
ADVERTISEMENT
“Kalau lebih baik tidak ada masalah tentunya kami gembira tapi kalau dibuka terus malah menjadi jelek. Nah ini kemudian menutup lagi,” ungkap Eko.
Selain okupansi, Eko mengungkapkan banyak pihak yang menanyakan market share dari OYO dalam kondisi ini. Ia menuturkan saat ini yang lebih prioritas adalah bisa bertahan terlebih dahulu.
“Saya langsung menyampaikan kami pun enggak sampai sejauh memikirkan market share, yang kami pikirkan bagaimana revenue kami bisa cukup untuk menghadapi pandemi ini,” tutur Eko.