Oleh-oleh Anak Buah Luhut dari China: Investasi Garmen dan Solar PV Rp 63 T

19 Maret 2024 20:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pembukaan Business Matching 2024 secara virtual pada Selasa (6/3/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pembukaan Business Matching 2024 secara virtual pada Selasa (6/3/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, komitmen investasi baru dari China, yaitu di sektor industri garmen dan kaca panel surya (solar photovoltaic/PV).
ADVERTISEMENT
Komitmen investasi itu merupakan hasil kunjungan kerja Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto dari China beberapa waktu lalu.
Luhut mengatakan, komitmen investasi pertama adalah dari perusahaan tekstil atau garmen yang terintegrasi secara vertikal yang berada di Ningbo. Ibarat Foxconn untuk Apple, perusahaan ini adalah “Foxconn” untuk Nike, Adidas, Puma hingga Uniqlo.
"Satu sebenarnya itu adalah mengenai industri garmen yang itu punya turunan sampai ke mana-mana seperti tulisannya. Nah, itu mereka tiba-tiba bilang kami ingin investasi di Indonesia," ujarnya melalui unggahan Instagram @luhut.pandjaitan, Selasa (19/3)
Dia mengaku takjub dengan perlakuan perusahaan tersebut kepada para karyawannya. Hampir seluruh karyawan beserta keluarganya menempati asrama yang disediakan oleh perusahaan.
Selain itu, mereka juga mendapatkan jatah makan gratis 3 kali sehari. Menurut Chairman-nya, kebijakan ini diterapkan karena beliau merasa karyawan adalah prioritas pertama. Jika karyawan senang, maka mereka akan berkontribusi besar kepada perusahaan.
ADVERTISEMENT
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan ajak Dubes China untuk Indonesia Lu Kang meninjau proyek KCIC Jakarta-Bandung, Rabu (30/3/2022). Foto: Kemenko Marves
"Saya pikir dalam keadaan China seperti sekarang tapi mereka masih tetap lihat Indonesia menjadi pilihan untuk investasi mereka itu saya kira sangat menarik," kata Luhut.
Kemudian, lanjut Luhut, Seto juga bertemu dengan perusahaan produsen bahan baku panel surya terbesar di dunia saat berkunjung ke Shanghai. Tujuan pertemuan ini adalah untuk memfinalisasi rencana investasi dengan nilai sekitar USD 3,5-4 miliar atau setara Rp 63 triliun.
"Kedua juga akan masuk photovoltaic glass di Kalimantan Utara itu USD 3,5-4 miliar, jadi kalau dua itu masuk dampak lapangan kerjanya luar biasa," tambah Luhut.
Menurutnya, komitmen investasi itu menunjukkan bahwa industri hilirisasi di Indonesia masih berjalan dan tidak ugal-ugalan. Seluruh proyek pemerintah, kata Luhut, sudah melalui serangkaian studi.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada yang kemarin bilang kita ugal-ugalan, pergi lihat dulu deh baru ngomong atau yang saya kritik kemarin ya kritik saja pemerintah ndak apa-apa, kita senang kok dikritik tapi kritik itu untuk membangun negara ini bukan untuk merusak negara ini," tuturnya.
"Kalau ada yang menyimpang kiri-kanan sedikit ya itu yang kita perbaiki ndak mungkin juga sempurna. Saya pikir semua pemerintah tidak ada yang ingin rakyatnya rugi, tidak ada itu," pungkas Luhut.