Ombudsman: Kebakaran Kilang Minyak Balongan Ada Unsur Kelalaian dari Pertamina
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Hery setelah mendapatkan laporan dari masyarakat di sekitar lokasi jika mereka mencium bau menyengat dari kilang Pertamina sejak sore hari sebelum terjadinya kebakaran pada Minggu (28/3).
"Kan sudah ada suatu seruan dari warga, katakanlah itu semacam demonstrasi di depan kantor, tapi tidak ada respons yang tegas, itu menurut saya bagian dari kelalaian tanggung jawab sosial Pertamina," kata Hery saat konferensi pers secara virtual, Rabu (14/4).
Hery mengungkapkan, warga sempat protes dan melempari kantor Pertamina sekitar pukul 22.00 WIB karena tidak segera direspons. Namun, aksi tersebut langsung bisa dibubarkan oleh aparat setempat.
Tak lama setelah itu mulai ada ledakan kecil dan akhirnya kebakaran membesar. Menurut dia, kejadian tersebut bisa saja tidak separah ini jika Pertamina merespons keluhan warga.
"Sebelum kejadian warga sudah teriak-teriak di depan Kilang Balongan, semestinya bau menyengat itu kan pertanda untuk dilakukan early warning system terhadap kejadian tersebut," ujar Hery.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Hery menilai mekanisme mitigasi bencana yang disiapkan Pertamina belum maksimal. Meski begitu, ia menuturkan saat ini Pertamina belum bisa memastikan penyebab kebakaran.
Pertamina dengan pihak terkait termasuk Bareskrim Polri sedang menginvestigasi kebakaran kilang minyak Balongan . Ia mengungkapkan Pertamina mengaku butuh waktu tiga bulan untuk menemukan penyebabnya.
“Jadi dari pihak Pertamina menginformasikan bahwa investigasi untuk menemukan penyebab insiden terbakarnya tangki tersebut paling lama 3 bulan,” tutur Hery.