OPEC Naikkan Produksi, Harga Minyak Mentah RI Turun Jadi USD 79,63/Barel

9 Desember 2023 14:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran. Foto: Another77/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran. Foto: Another77/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada November 2023 turun USD 7,09 per barel menjadi USD 79,63 per barel, dari sebelumnya USD 86,72 per barel pada Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
ICP November 2023 ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 407.K/MG.03/DJM/2023 tanggal 2 Desember 2023. Penurunan harga ICP tersebut dilatarbelakangi oleh anjloknya harga minyak mentah utama di pasar internasional.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menyampaikan penurunan harga minyak mentah di pasar internasional salah satunya dipengaruhi oleh proyeksi OPEC atas peningkatan produksi minyak mentah tahun 2023 sebesar 0,3 juta barel per hari, dibandingkan laporan bulan sebelumnya.
"Peningkatan produksi tersebut berasal dari Norwegia dan the Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) Amerika," kata Agus melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (9/12).
Selain itu, International Energy Agency (IEA) menyatakan produksi minyak mentah global pada Oktober 2023 meningkat sebesar 320 ribu barel per hari dari bulan sebelumnya, menjadi 102 juta barel per hari, yang berasal dari Amerika Serikat dan Brasil.
ADVERTISEMENT
"OPEC memperkirakan permintaan minyak mentah global mengalami penurunan sebesar 0,06 juta barel per hari untuk periode kuartal III 2023, dibandingkan dengan perkiraan pada laporan bulan sebelumnya," tambah Agus.
Faktor lain yakni perlambatan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9 persen dari perkiraan sebelumnya tiga persen, terutama di Eropa. Bank Sentral Eropa juga masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan untuk penanganan inflasi yang tinggi.
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
Selain itu, faktor-faktor produksi lain yang mempengaruhi harga minyak mentah di antaranya adalah, pertama kondisi ketegangan geopolitik di Timur Tengah tidak berdampak pada pasokan dan lalu lintas perdagangan minyak mentah dunia.
Kemudian, penurunan margin kilang pada Oktober, utamanya pada jenis cracking untuk gasoline, seiring dengan menurunnya harga produk tersebut di pasar. Lalu, penurunan Intake kilang global pada Oktober sebesar 1,4 juta barel per hari menjadi rata-rata 80,1 juta barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, EIA melaporkan stok minyak mentah komersial Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan 10,6 juta barel pada akhir November 2023 menjadi sebesar 431,7 juta barel dibandingkan akhir Oktober 2023.
Agus menambahkan, faktor lain penurunan harga minyak mentah adalah peningkatan ekspor minyak mentah AS menjadi 4,6 juta barel per hari, yang merupakan tertinggi sejak Maret 2023.
Sementara di wilayah Asia Pasifik, harga minyak mentah turun karena kekhawatiran pasar tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang. Produk domestik bruto Jepang turun ke 2,1 persen secara tahunan pada kuartal III 2023, setelah sempat meningkat 4,8 persen di kuartal II.
"Penurunan intake kilang di kawasan China, India dan Korea Selatan yang disebabkan oleh penurunan margin kilang untuk jenis middle distillate," pungkas Agus.
ADVERTISEMENT
Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada November 2023 dibandingkan Oktober 2023:
- Dated Brent turun dari USD 91,05/bbl menjadi USD 83,18/bbl.
- WTI (Nymex) turun dari USD 85,47/bbl menjadi USD 77,38/bbl.
- Brent (ICE) turun dari USD 88,70/bbl menjadi USD 82,03/bbl.
- Basket OPEC turun dari USD 91,78/bbl menjadi USD 84,92/bbl.