Optimisme Ekonomi Pulih, Rupiah Diprediksi Menguat di Bawah Rp 14.000

17 Juni 2020 7:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai menunjukan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di gerai penukaran uang Ayu Masagung di Jalan Kramat Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (7/11). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai menunjukan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di gerai penukaran uang Ayu Masagung di Jalan Kramat Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (7/11). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi menguat di bawah Rp 14.000 pada perdagangan hari ini, Rabu (17/6).
ADVERTISEMENT
Sementara kemarin (16/6), rupiah ditutup menguat tipis 25 poin di level Rp 14.090 dari penutupan sebelumnya.
"Dalam perdagangan hari ini, rupiah kemungkinan masih akan menguat di bawah Rp 14.000, yaitu di level Rp 13.950-Rp 14.150 (per dolar AS)," ujar Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, kepada kumparan, Rabu (17/6).
Ibrahim berpendapat, penguatan rupiah yang terjadi dipengaruhi oleh faktor internal dengan mulai berjalannya perekonomian di masa pandemi corona ini. Seperti dengan dibukanya pasar (Tanah Abang), mal dan perkantoran di DKI Jakarta yang merupakan barometer perekonomian Indonesia.
"Pemerintah semakin percaya diri bahwa ekonomi akan kembali berjalan dan penjualan ritel akan kembali ramai sehingga roda perekonomian kembali berputar dan ini akan menambah kepercayaan pasar pasca PSBB," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, angin segar bagi aliran modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri terutama pasar Obligasi dan SUN akibat langkah Bank Indonesia yang mendapat respons positif Bank Sentral AS juga berpengaruh.
Faktor eksternal yang juga berdampak pada menguatnya rupiah, menurutnya akibat sentimen pasar yang semakin terangkat oleh laporan Bloomberg News bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan program infrastruktur hampir USD 1 triliun untuk meningkatkan perekonomian.
"Secara keseluruhan, berita tersebut memperkuat keyakinan bahwa pihak berwenang akan melakukan apa yang diperlukan untuk mengembalikan ekonomi terbesar dunia itu ke jalurnya," ujarnya.