

ADVERTISEMENT
Pemerintah memastikan masyarakat tidak mampu yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin corona tidak perlu membayar alias gratis. Sementara orang kaya diminta melakukan imunisasi mandiri yang biayanya ditanggung sendiri.
ADVERTISEMENT
Vaksin ini rencananya siap disuntikkan massal mulai awal tahun depan. Untuk warga yang digratiskan, datanya diambil berdasarkan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang jumlahnya 93 juta orang. Lalu bagaimana yang orang kaya? Berikut kumparan rangkum, Jumat (4/9):
Orang Kaya Tidak Gratis Agar Tidak Jadi Beban Pemerintah
Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan Virus Corona dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, mengatakan bahwa orang kaya atau yang mampu secara finansial agar melakukan imunisasi sendiri supaya tidak membebani pemerintah. Itu artinya, ongkos vaksin ditanggung masing-masing peserta. Erick juga meminta para pengusaha agar menanggung biaya vaksin bagi para karyawan atau pegawainya.
"Kalau peserta yang mandiri bayar, jangan bebankan ke pemerintah. Ya silakan, tapi bukan berarti yang bayar, vaksinnya didahulukan. Jadi nanti ada jadwal, data, jadi bukan pemerintah cari uang. Pemerintah punya layanan gratis, tapi yang mandiri ya bisa pengusaha (lakukan) toh mereka dapat uang dari Indonesia," ujar Erick dalam konferensi pers virtual dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kamis (3/9).
ADVERTISEMENT
Minta Pengusaha Ikut Tanggung Biaya Vaksin Corona
Erick juga meminta para pengusaha untuk menanggung biaya vaksin corona bagi para pekerja atau karyawannya. Biaya vaksin yang ditanggung pengusaha ini merupakan vaksin mandiri.
Erick menyebut, dirinya sudah bertemu dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) untuk menjelaskan perihal ini. Rencananya, vaksin ini bisa diimunisasikan kepada masyarakat secara massal mulai awal tahun depan.
"Kita ketemu KADIN memastikan ini, jangan juga mereka merasa diperas. Tapi saya minta pengusaha jadi bagian yang mandiri," katanya.
Harga Vaksin Corona Tergantung Penjual, Tak Diatur Pemerintah
Adapun untuk harga vaksin corona untuk peserta mandiri, kata Erick, tidak diatur oleh pemerintah. Biaya tiap vaksin diserahkan ke produsen atau penjual vaksin di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Vaksin yang akan tersedia di awal tahun depan juga berbeda-beda, bukan hanya dari satu perusahaan atau satu negara. Jadi harganya berbeda-beda, dia mengaku juga tidak tahu berapa besarannya.
Tapi, Erick mengklaim, perbedaan harga tersebut bukan karena kualitasnya, kemungkinan ada unsur lain seperti biaya produksi atau sulitnya proses penemuan vaksin impor tersebut. Yang pasti, semua jenis vaksin yang dikeluarkan tahun depan sudah melalui uji klinis ketiga, jadi aman.
"Harga itu dinamikanya tinggi, tergantung masing-masing penjual. Yang tetapkan bukan saya, tapi penjualnya. Karena itu, vaksin merah putih harus kita buat supaya kalau negara lain mau beli vaksin, kita tetapkan harga. Kalau hari ini kita enggak tetapkan harga," ujarnya.