Orang Kaya Nikmati BBM Subsidi, Kemensos: BLT Lebih Tepat

8 September 2022 12:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya menggelar aksi teatrikal tutup mulut di depan Depot terminal Pertamina Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (5/9/2022).  Foto: Adeng Bustomi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya menggelar aksi teatrikal tutup mulut di depan Depot terminal Pertamina Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (5/9/2022). Foto: Adeng Bustomi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Orang kaya disebut-sebut masih terus ikut menikmati BBM subsidi. Atas dasar itu, Kementerian Sosial (Kemensos) menilai pengalihan subsidi bahan bakar minyak ke bantuan langsung tunai (BLT) merupakan kebijakan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Kemensos Harry Hikmat mengungkapkan, penyaluran BLT BBM ini adalah wujud dari keadilan sosial. Pasalnya penikmat subsidi BBM mayoritas adalah kalangan menengah atas, sehingga menurut Harry penting untuk diadakannya pengalihan subsidi ini.
“Selama ini kelompok menengah ke atas justru mengonsumsi BBM subsidi dengan angka fantastis sekitar 70 persen dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas,” ungkapnya dalam adiskusi publik bersama Ombudsman, Kamis (8/9).
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa fakta lapangannya saat ini masih ada masyarakat kelas menengah atas yang masih menikmati subsidi BBM tersebut.
“Sekarang fakta di lapangan memang masih ada sebetulnya yang tidak pantas untuk mengonsumsi BBM subsidi tetapi masih juga melakukan hal tersebut,” jelasnya,
Oleh karena itu, Harry menjelaskan bahwa pembatasan penggunaan subsidi BBM yang saat ini sedang dilakukan pemerintah melalui My Pertamina dapat menjadi solusi untuk itu.
ADVERTISEMENT
Harry juga mengamati aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat. Dia mengungkapkan bahwa aksi tersebut adalah suatu dinamika dari proses demokrasi di Indonesia.
“Sejumlah kalangan yang memberikan penolakan terhadap kenaikan BBM, ini suatu dinamika dalam alam demokrasi sejauh itu ada aturan ada izin enggak anarki. Sudah tentu aspirasi itu bagian dari proses demokrasi dari negara kita yang semakin matang,” turut Harry.
Infografik Naik Turun Harga BBM di Era Jokowi. Foto: kumparan