Pajak Ekspor India Naik 20 Persen Berimbas ke Tingginya Harga Beras di RI

28 Februari 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menurunkan beras dari kapal di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menurunkan beras dari kapal di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan harga beras di Indonesia naik. Selain karena produksinya tahun ini turun, adalah karena kebijakan negara produsen beras, India, menaikkan pajak ekspor mereka.
ADVERTISEMENT
"Fakta yang clear dan clean, itu kenapa sekarang itu terjadi harga beras itu naik, karena kan sebetulnya India yang naikin pajak ekspor menjadi 20 persen. Itu mengakibatkan harga internasional tinggi," kata Yeka saat ditemui di kantornya, Rabu (28/2).
Kebijakan India itu juga berdampak pada negara-negara lainnya yang mulai membatasi ekspor beras mereka.
Yeka melanjutkan, sebenarnya produksi beras di India terbilang kecil, tapi punya dampak begitu besar ke harga beras global karena volume beras yang diperdagangkan di pasar internasional hanya 6 persen dari produksi beras dunia.
"Jadi satu negara seperti begitu, itu kan India yang impor ke Indonesia, dan dia juga kan impor ke tempat lain. Begitu dia naikkan seperti begitu, mengguncang pasar internasional," kata Yeka.
ADVERTISEMENT
Pekerja menurunkan beras dari kapal di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
Yeka menilai seharusnya pemerintah bisa mengambil tindakan mitigasi dari faktor eksternal itu. Dia menyebut pemerintah terlambat. Terbukti, kini pemerintah mengakui sulit mendatangkan beras asing.
"Harapannya Ombudsman (impor) itu bisa lebih inklusif, lebih partisipatif. Jadi kita berkomunikasi dengan para pelaku-pelaku terhadap trader-trader di masing-masing negara," kata Yeka.
"Nah kalau trader ini kan langsung hubungannya, langsung. Jadi tidak lagi menggunakan pihak ketiga, gitu harapannya. Semoga Bulog sudah melakukan itu karena melakukan seperti ini sudah saya sampaikan (sarankan) beberapa waktu lalu," pungkas Yeka.
Sulitnya mendatangkan beras asing juga diakui Presiden Jokowi. Kata Jokowi, ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini membuat negara-negara membatasi ekspor pangan mereka.
"Kalau dulu banyak yang menawarkan pada kita misalnya beras, hampir semua negara produsen beras menawarkan berasnya kepada kita," ungkap Jokowi dalam acara Rapim TNI-Polri di Mabes TNI, Rabu (28/2).
ADVERTISEMENT