Pakai Minyak Jelantah untuk Biodiesel, Negara Bisa Hemat Rp 4,2 Triliun

29 Desember 2020 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Minyak jelantah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Minyak jelantah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemanfaatan minyak jelantah sebagai opsi pengganti bahan baku biodiesel dapat membuat pemerintah lebih hemat anggaran.
ADVERTISEMENT
Menurut Peneliti International Council on Clean Transportation (ICCT), Tenny Kristiana, pemerintah bisa menekan pengeluaran subsidi terhadap program biodiesel hingga Rp 4,2 triliun per tahun.
Penghematan anggaran itu bisa terjadi jika pemerintah mengganti bahan baku biodiesel dari kelapa sawit ke minyak jelantah.
"Kita punya potensi penghematan subsidi dari minyak jelantah yang dikumpulkan di rumah tangga sekitar 1,2 juta biodiesel tadi per tahun. Maka subsidi yang dapat dihemat bisa mencapai Rp 4,2 triliun per tahun, ini dengan asumsi subsidi flat," ujar Tenny dalam webinar yang digelar Traction Energy Asia, Selasa (29/12).
Tenny menjelaskan, besaran selisih angka itu diperoleh dari perbedaan biaya produksi sawit dan minyak jelantah. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk minyak jelantah bisa di angka Rp 5.000 per liter, sementara sawit mencapai Rp 8.500 per liter.
Pengisian bahan bakar Biodiesel B30 pada mobil truk di Kementerian ESDM. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dengan penggunaan biodiesel sawit ini, subsidi yang mesti dikeluarkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, kata Tenny, mencapai Rp 4.000 agar bisa mengimbangi harga Solar yang saat ini Rp 4.500 per liter.
ADVERTISEMENT
Sementara jika menggunakan minyak jelantah, pemerintah hanya perlu mengeluarkan subsidi sebesar Rp 670 rupiah.
Menurut Tenny, minyak jelantah ini sangat potensial untuk dijadikan opsi bahan baku pengembangan biodiesel. Mengingat besarnya minyak jelantah yang terbuang.
"Kita mengidentifikasi ada beberapa minyak jelantah yang gampang dikumpulkan, di sini ada 156 ribu kiloliter dari restoran, hotel, sekolahan dan juga rumah sakit. Kita mengidentifikasi nilai yang sangat tinggi pengumpulan minyak jelantah dari sektor rumah tangga, di sini angka 1,6 juta kiloliter diambil dari rumah tangga yang ada di perkotaan saja," pungkas Tenny.