Pakai Teknologi Jepang, RI Mau Sulap Limbah Sawit Jadi Alga

24 Mei 2019 20:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Darmin Nasution Foto:  Siti Maghfirah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Darmin Nasution Foto: Siti Maghfirah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah berupaya untuk mengurangi limbah kelapa sawit. Saat ini, pabrik CPO di Indonesia memproduksi sekitar 455.000 ton POME (Palm Oil Mill Effluent) atau limbah pabrik kelapa sawit, dinilai cukup membebani lingkungan.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tertarik dengan teknologi buatan peneliti Jepang, yakni pengolahan limbah cair sawit menjadi alga (ganggang). Hasil ekstraksi diyakini bakal memberikan nilai tambah dan manfaat pangan yang lebih besar.
"Konsep ini menarik, bayangkan limbah (kelapa sawit) diolah menjadi duit, artinya menjadi DHA, menjadi omega yang katanya malah lebih bersih dari omega 3 dari ikan salmon," ujar Darmin di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat, (24/5).
Limbah cair sawit menyimpan potensi untuk diolah menjadi alga yang semula hanya bisa ditemukan dari lemak ikan di laut dalam. Tumbuhan sawit dinilai cocok diubah menjadi alga dibandingkan minyak nabati lain berdasarkan faktor melimpahnya bahan baku dan kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) yang diolah menjadi 20 part per million (PPM).
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
Menurut Darmin, pihaknya ingin penelitian dari Universitas Tsukuba Jepang itu terlebih dahulu melalui proses standarisasi untuk bisa diimplementasikan secara komersial. Saat ini, suksesnya produk olahan sawit dari teknologi tersebut baru diklaim berhasil di ruang laboratorium.
ADVERTISEMENT
"Kita tetap pelajari dengan baik karena konsep bagus sekali, mereka bilang teknologinya sudah ada di sana dan kita mau di sini," katanya.
Darmin pun memastikan ketertarikan Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah olahan sawit akan dilakukan dengan menguji coba teknologi tersebut. Rencananya, perkebunan kelapa sawit yang produktif akan dipilih sebagai percobaan.
"Kalau kapasitas banyak sekali tapi kita mau tes dulu di lapangan bukan di laboratorium bagaimana membuat sampah jadi uang. Dia bisa jadi farmasi dan bisa untuk makanan, satu yang layak kita uji," kata dia.
Namun demikian, Darmin enggan berkomentar terkait peluang investasi dari penerapan teknologi yang terbilang baru ini. Dia mengapresiasi keseriusan para peneliti Jepang yang datang langsung ke Indonesia di tengah suasana polemik politik.
ADVERTISEMENT
"Mereka datang dan serius, ada beberapa puluh orang (peneliti dari Jepang) berani datang ke sini," tambahnya.