Pandawa Agri Mau Gandeng Bulog untuk Percepat Distribusi Beras ke NTT

10 Agustus 2022 15:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pandawa Agri Indonesia Bangun Ekosistem Pertanian Berkelanjutan. Foto: PAI
zoom-in-whitePerbesar
Pandawa Agri Indonesia Bangun Ekosistem Pertanian Berkelanjutan. Foto: PAI
ADVERTISEMENT
Pandawa Agri Indonesia mau mempercepat pendistribusian beras ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain itu, perusahaan agrikultur tersebut juga ingin agar pendistribusian tersebut bisa masuk ke supermarket di Kabupaten Nagekeo, NTT.
ADVERTISEMENT
Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Co-founder Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa, mengungkapkan salah satu upaya untuk mewujudkan distribusi beras tersebut adalah dengan menggandeng Perum Bulog.
"Cakupan Bulog pasti besar dan juga kita sangat ingin berperan bagaimana NTT ini kan 80 persen berasnya masih dicukupi oleh luar," kata Kukuh dalam acara Setahun Berkolaborasi dengan Petani Swadaya Nagakeo, Rabu (10/8).
Kukuh menegaskan pentingnya memasok beras ke NTT. Apalagi, di tengah adanya permasalahan krisis pangan. Ia tidak bisa memprediksi dampak krisi pangan yang akan terjadi ke depannya. Namun, ia mengusahakan agar tetap bisa membantu Nagekeo memenuhi kebutuhan beras.
"Nagekeo yang berada di tengah Pulau Flores atau jantung hatinya Pulau Flores ini itu bisa menjadi tempat yang menjadi produksi sentral atau swasembada itu untuk NTT terutama untuk pemenuhan beras," ujar Kukuh.
ADVERTISEMENT

Pandawa Agri Mau Kurangi Penggunaan Pestisida

Kukuh mengungkapkan Pandawa Agri Indonesia mau mengurangi penggunaan pestisida di komoditas pertanian. Sebab, penggunaan pestisida yang berlebihan dianggap mengurangi kesuburan tanah hingga kerusakan lingkungan.
Kukuh Roxa, memastikan pihaknya terus berinovasi mengurangi residu pestisida dalam sektor pertanian di Indonesia.
"Bagaimanapun pestisida dibutuhkan tapi di satu sisi juga kita tidak bisa terus menerus bergantung 100 persen kepada pestisida sintesis," kata Kukuh.
Pandawa Agri Indonesia Bangun Ekosistem Pertanian Berkelanjutan. Foto: PAI
Untuk itu, Kukuh memilih pendekatan dengan melakukan pertimbangan di level petani. Ia mencari cara untuk membasmi hama, namun efektivitas memberantas pengganggu tanaman tersebut bisa tetap optimal.
"Jadi pendekatannya harus bagaimana cara kita mencari pertimbangan terutama di level petani, bagaimana hamanya teratasi tapi dari lingkungan juga tidak rusak atau tidak berkurang kualitasnya dari lingkungan tersebut," kata Kukuh.
ADVERTISEMENT
Menurut Kukuh, hal itu juga yang menjadi benang merah Pandawa Agri Indonesia di setiap melakukan inovasi. "Kami punya inovasi yang tidak dipunyai oleh perusahaan lain sejenis yaitu bagaimana mengurangi residu pestisida di seluruh pertanian komoditi terutama di Indonesia," pungkasnya.

Dampak Positif Kurangi Penggunaan Pestisida

Kukuh mengungkapkan hasil dari pengurangan residu pestisida untuk tanaman padi membuat produksi beras yang dihasilkan memiliki cita rasa berbeda dari beras pada umumnya. Menurutnya, hal itu terbukti saat restoran dan hotel di Labuan Bajo mengapresiasi kualitas beras petani Mbay yang dianggap berada pada level sangat premium.
"Padahal lagi-lagi kami belum sampai ke level produksi yang tinggi, belum level produksi yang modern," terang Kukuh.
Meski begitu, pihaknya hanya bisa menyiapkan beras sekitar 2-5 ton untuk satu musim atau selama 4 bulan saja. Namun, animo pembeli di luar dugaan yang membuat beras habis dalam beberapa hari.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita melihat ternyata memang begitu beras dijaga kualitasnya dari sawah kita konsumen bisa merasakan bedanya," tutur Kukuh.