Pandemi Bikin Stok Peti Mati Habis: Bahan Baku Langka, Pembeli Tunggu 5 Hari

7 Juli 2021 6:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produksi peti mati di Eternity Funeral Service. Foto: Dok. Frans Henrik
zoom-in-whitePerbesar
Produksi peti mati di Eternity Funeral Service. Foto: Dok. Frans Henrik
ADVERTISEMENT
Fenomena kelangkaan peti mati akibat permintaan yang tinggi di tengah melonjaknya kasus COVID-19 menjadi salah satu berita populer kumparanBisnis, Selasa (6/7). Para pelaku usaha mengakui jika terjadi kenaikan pemesanan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, para pemesan harus menunggu setidaknya lima hari untuk mendapatkan produk yang terbuat dari kayu MDF itu. Berikut kumparan merangkum terkait tingginya permintaan peti mati:

Bahan Baku Peti Mati Langka, Pembeli Harus Menunggu 5 Hari

Pengusaha furniture di Kecamatan Benda, Kota Tangerang, mengubah setengah pabrik miliknya untuk produksi peti mati COVID-19. Hal ini lantaran permintaan peti mati yang terus meningkat seiring lonjakan kasus di Indonesia.
Frans, pemilik Eternity Funeral Service mengungkapkan, kenaikan permintaan peti mati COVID-19 makin tajam. Pada awal Juni permintaan peti mati COVID-19 sebanyak 100 unit per hari.
“Saat ini sudah di 500-600 peti mati per hari,” katanya kepada kumparan, Selasa (6/7).
Frans menuturkan, waktu lamanya produksi tergantung banyaknya pesanan. Saat ini rata-rata pembeli harus menunggu sekitar 4-5 hari untuk bisa mendapat peti mati.
ADVERTISEMENT
“Stok enggak ada. Order 4-5 hari, kalau sedikit 2-5 hari ambil langsung,” tuturnya.
Pekerja menyelesaikan pembuatan peti mati di Yayasan Sahabat Duka, di TPU Pondok Kelapa, Jakarta, Senin (28/6/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO

Bahan Baku Peti Mati Langka, Pembeli Harus Menunggu 5 Hari

Frans mengaku tak menyimpan stok di gudang karena permintaan yang makin hari makin tinggi. Saat ini ia mempekerjakan 150 orang yang terbagi menjadi tiga shift untuk memproduksi peti selama 24 jam non stop.
“Kita ini sudah tiga shift rekor, sebelumnya belum pernah tiga shift,” ujarnya.
Selain itu, Frans mengaku saat ini bahan baku juga langka. Pelaku usaha kesulitan mencari bahan baku kayu MDF. Pasokan bahan baku ia dapatkan dari Jabodetabek.
“Jadi memang (jumlah) produk (peti mati) dengan jenazah, lebih banyak jenazah,” tuturnya.
Adapun harga peti mati jenazah COVID-19 di lapaknya sekitar Rp 1,2 juta. Frans mengirim peti jenazah COVID-19 ke Jabodetabek dan Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan telah memperbarui data situasi COVID-19 terkini yakni Selasa (6/7) pukul 12:00 WIB. Kasus konfirmasi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hari ini kembali tercatat rekor penambahan sebanyak 31,189 kasus. Total jumlah kasus terkonfirmasi saat ini adalah 2.345.018 kasus.
Kasus kematian harian juga cetak rekor. Terdapat penambahan sebanyak 728 kasus yang menjadikan total angka kematian sebanyak 61.868 kasus.
Pekerja menyelesaikan pembuatan peti mati di Yayasan Sahabat Duka, di TPU Pondok Kelapa, Jakarta, Senin (28/6/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO

Bukan Cuma Oksigen, Pandemi COVID-19 Bikin Stok Peti Jenazah pun Habis

Pandemi COVID-19 yang memunculkan lonjakan kasus varian Delta, membuat kebutuhan obat, oksigen, hingga peti jenazah meningkat. Barang-barang itu pun kini susah didapat, karena menipisnya stok di produsen dan penjual.
Ilham Azwar, pemilik usaha peti jenazah di kawasan Pasar Kemis, Tangerang, mengaku sampai kehabisan stok peti jenazah. Hal ini menurutnya, karena kebutuhan peti jenazah meningkat hingga dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
“Akhir-akhir ini, bulan ini saya akui lonjakan terutama peti jenazah COVID-19. Sampai-sampai stok di gudang sampai habis. Kekurangan pada saat ini,” katanya kepada kumparan, Selasa (6/7).
Dia menjelaskan, lonjakan permintaan peti jenazah itu terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Pada Juni lalu, Ilham menjual hingga 200 peti jenazah. Padahal sebelumnya, pesanan sekitar 80-100 peti per bulan.
"Itu sudah di masa pandemi. Kita jual sebulan ya paling banyak 100 peti. Tapi setelah katanya ada varian Delta ini jadi melonjak," ujarnya.
Untuk pesanan peti jenazah khusus COVID-19, selama ini datang langsung dari rumah sakit, khususnya rumah sakit pemerintah. Ilham membanderol harga untuk satu peti jenazah COVID-19 sebesar Rp 700.000.
Harga peti COVID-19 memang paling murah dibanding peti mati pada umumnya yang berkisar Rp 1 jutaan. Karena bentuk dan bahan peti jenazah COVID-19 lebih sederhana, dibandingkan yang digunakan untuk upacara keagamaan tertentu.
ADVERTISEMENT
Saat ini Ilham memiliki enam orang pegawai yang bekerja setiap hari, untuk memenuhi pesanan peti jenazah. Sementara untuk penjualan, dia buka 24 jam dan bisa dihubungi melalui telepon. “Karyawan ada enam. Kerjanya terbuka (non stop), pesanan dikirim paling banyak ke Jabodetabek,” papar Ilham.