Pandemi Tak Kunjung Kelar, Pengusaha Transportasi Darat Terancam Ambruk

14 Februari 2021 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus Damri buatan karoseri Piala Mas Foto: dok. instagram.com/karoseripialamasofficial
zoom-in-whitePerbesar
Bus Damri buatan karoseri Piala Mas Foto: dok. instagram.com/karoseripialamasofficial
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang tidak kunjung usai membuat para pengusaha transportasi darat berada di ujung tanduk. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI, Shafruhan Sinungan, mengakui COVID-19 memukul usaha yang digelutinya.
ADVERTISEMENT
Shafruhan merasa setiap pengusaha memang harus optimistis bisa bangkit. Namun, kalau pandemi terus meningkat maka rasa percaya diri itu bisa jadi tidak berlaku saat ini.
“Ini akan banyak sekali pengusaha-pengusaha angkutan baik yang individu maupun berbentuk koperasi atau perusahaan akan ambruk, pasti itu,” kata Shafruhan saat dihubungi kumparan, Minggu (14/2).
Shafruhan mengatakan bagi pengusaha yang masih mempunyai modal besar setidaknya masih bisa bertahan. Sebaliknya, bagi yang tidak kuat secara modal bisa otomatis setop operasi. Sebab, kalau dioperasikan maka beban bertambah tapi pemasukan belum tentu ada.
Sejumlah penumpang melintasi area parkir bus di Terminal Jatijajar, Depok, Jawa Barat, Kamis (28/1/2021). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
Kondisi tersebut berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang membatasi pergerakan masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19. Sehingga, Shafruhan merasa sulit mendapatkan keuntungan karena bisnis transportasi selalu berhubungan dengan pergerakan orang.
ADVERTISEMENT
“Masih jauh (untuk dapat keuntungan). Ya itu tadi mobilitas orang dibatasi, bahkan dikurangi karena kita juga sadari peningkatan orang yang terpapar COVID-19 bertambah terus,” ujar Shafruhan.
“Kalau yang kuat modal paling sekitar 2 tahun yang kuat modal (bertahan). Kalau yang enggak kuat sih setahun lagi juga ambruk,” tambahnya.
Untuk itu, penanganan pandemi COVID-19 harus segera diselesaikan. Shafruhan mengharapkan langkah vaksinasi yang saat ini berjalan bisa dipercepat prosesnya.
“Lebih cepat lebih baik sebetulnya kalau vaksin itu, supaya kita memperpendek proses ini kan. Saya enggak tahu juga berapa lama masyarakat Indonesia secara menyeluruh bisa clear divaksin,” ungkap Shafruhan.