Para Pengusaha Besar RI Tak Kenal Akidi Tio yang Ternyata Donasinya Fiktif

2 Agustus 2021 16:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri menerima bantuan Rp 2 Triliun untuk penanganan COVID-19.  Foto: Dok Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri menerima bantuan Rp 2 Triliun untuk penanganan COVID-19. Foto: Dok Pribadi
ADVERTISEMENT
Sosok pengusaha bernama Akidi Tio mendadak ramai diperbincangkan, setelah memberikan sumbangan sebesar Rp 2 triliun kepada Polda Sumatera Selatan untuk penanganan COVID-19. Sumbangan ini disampaikan melalui keluarga, sebab Akidi Tio diketahui telah meninggal sejak tahun 2009.
ADVERTISEMENT
Lantas siapakah sosok Akidi Tio ini?
kumparan mencoba menelusuri profil Akidi Tio lewat sejumlah pengusaha hingga asosiasi yang menaungi pengusaha-pengusaha besar tanah air. Dari penelusuran tersebut, sebagian besar mengaku tak mengetahui sama sekali sosok yang satu ini. Plh Ketua Kadin Aceh Muhammad Mada mengaku belum mendapatkan info konkret mengenai Akidi Tio. Padahal, pengusaha yang satu ini disebut-sebut memulai bisnisnya di Aceh Timur.
“Belum dapat info konkretnya (Akidi Tio),” ujarnya kepada kumparan, Selasa (27/7).
Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sutrisno Iwantono. “Saya enggak kenal, cuma baca beritanya aja,” tuturnya.
Begitu pun dengan Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang. Ia mengaku tidak mengenal Akidi. Dia juga tidak pernah terlibat kerja sama selama ini. “Saya enggak kenal sama sekali justru,” ujar Sarman.
ADVERTISEMENT
Bos Sido Muncul Irwan Hidayat juga mengaku tidak pernah mengenal Akidi. Kendati begitu, dia mengungkapkan kekaguman atas apa yang dilakukan oleh Akidi. Keduanya diketahui sama-sama berlatar belakang sebagai pengusaha keturunan Tionghoa yang filantropis.
Upaya untuk menelusuri siapa Akidi Tio, juga sudah kumparan coba ke sejumlah pengusaha lainnya. Ketua Kadin Arsjad Rasjid, mantan Ketua Kadin Rosan Roeslani, hingga Sekjen Gapensi Andi Rukman Karumpa. Ketiganya belum memberikan respons.
Sebelumnya, penjelasan mengenai siapa Akidi, sempat dibeberkan oleh dokter keluarganya, Prof dr Hardi Darmawan. Dia mengatakan Akidi Tio berasal dari Aceh Timur.
“Beliau saat itu pernah tinggal di Palembang, dan semasa hidup selalu berpesan kepada anak dan cicitnya untuk memberikan kepedulian terhadap sesama,” kata Hardi kepada urban.id, media partner kumparan di Palembang. Dia mengungkapkan, keluarga Akidi Tio juga kerap memberikan bantuan kepada panti jompo di Palembang.
ADVERTISEMENT
Inisiatif yang dilakukan keluarga Akidi juga mendapatkan respons dari salah satu eksekutif di Trans Corp, Peter F. Gontha. Selama malang melintang di dunia bisnis, ia juga belum pernah bertemu dengan Akidi Tio.
“Luar biasa keluarga Alm Akidi Tio. Menyumbang Rp 2 triliun atau sekitar USD 130 juta sebagai bantuan penanganan COVID-19 di Palembang,” tulisnya di akun Facebook pribadi.
Media partner kumparan di Pontianak, Hi!Pontianak, kemudian juga melakukan penelusuran dan mendapatkan sedikit informasi tambahan. Salah satunya dari mantan Wali Kota Singkawang, Hasan Karman.
Hasan diketahui sempat bekerja di sejumlah perusahaan dan kerap berkunjung ke Sumatera. Dia mengaku kenal dan pernah bertemu langsung dengan Akidi Tio.
“Saya kenal dan pernah bertemu,” ungkap Hasan kepada Hi!Pontianak. Menurutnya, Akidi punya sejumlah perusahaan di Sumatera, salah satunya bergerak di bidang perkebunan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya setelah ditelusuri pihak berwajib, sumbangan senilai Rp 2 triliun tersebut ternyata fiktif belaka. Siang ini, Senin (2/8) Polda Sumatera Selatan (Sumsel) menangkap anak dari Akidi Tio, Heriyanti alias Ahong untuk diperiksa terkait isu donasi Rp 2 triliun.
Mengenakan baju batik dan bawahan hitam, Heriyanti tiba di Mapolda Sumsel pukul 12.59 WIB bersama dengan tim dari Direktorat Kriminal Umum. Heriyanti pun bungkam saat ditanya oleh sejumlah awak media dan langsung masuk ke ruang penyidik.
Diduga Polda Sumsel akan menetapkan status tersangka pada Ahong terkait kasus hoaks donasi Rp 2 triliun tersebut. Namun, sejauh ini belum ada statement resmi dari pihak Polda Sumsel atas kasus tersebut.
Dalam rombongan tersebut juga tampak dr.Hardi Darmawan. Ia menyatakan bahwa uang tersebut benar adanya. “Uangnya ada. Tapi tidak pernah melihat secara fisik,” ujar Hardi.
ADVERTISEMENT