Pedagang Pasar Khawatir Penyekatan Larangan Mudik Ganggu Distribusi Barang

9 Mei 2021 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana aktivitas jual beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aktivitas jual beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
Kebijakan larangan mudik berdampak juga ke aktivitas perdagangan di pasar khususnya di wilayah Jakarta. Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri, mengungkapkan pihaknya khawatir adanya penyekatan imbas larangan mudik membuat distribusi terganggu.
ADVERTISEMENT
Padahal, kata Mansuri, saat ini perekonomian di pasar perlahan mulai bangkit di tengah pandemi COVID-19. Momen Ramadhan dan lebaran memang membuat masyarakat banyak yang belanja keperluan di pasar.
Mansuri mengatakan, para pedagang sedang berupaya menghabiskan dagangannya sebelum libur lebaran. Ia memperkirakan masalah bakal terjadi saat kembali berjualan setelah lebaran tetapi stok belum datang karena distribusi terhambat.
“Biasanya H+3 mulai masuk walaupun tidak semua tapi sudah mulai berdagang. Jangan sampai komoditas itu karena ada penyekatan atau pembatasan pelarangan mudik tersebut justru berpengaruh pada distribusi barang, distribusi pangan,” kata Mansuri saat dihubungi kumparan, Minggu (9/5).
“Catatan kami yang cukup tinggi dari Jateng, Jatim, Jabar, itu beberapa komoditas yang disuplai, diedarkan di Jakarta itu dari sana. Maka ini harus diantispasi,” tambahnya.
Aktivitas pasar ikan tradisional Peunayong ditengah pandemi COVID-19, di Banda Aceh, Aceh, Sabtu (3/10). Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Untuk itu, Mansuri mengharapkan para pihak terkait bisa memperhatikan kondisi tersebut. Distribusi atau pasokan barang di pasar harus tetap terjaga, karena kalau bermasalah tentu bisa saja berdampak juga ke harga.
ADVERTISEMENT
Terlepas masalah potensi masalah distribusi, Mansuri mengakui di Ramadhan kali ini pasar lebih ramai dibandingkan dengan tahun 2020 yang sama-sama ada larangan mudik.
Hanya saja, Mansuri menuturkan tingkat keramaian di masing-masing daerah tentu berbeda. Ia mengatakan tidak bisa ramainya Pasar Tanah Abang disimpulkan semua pasar seperti itu.
“Dibanding tahun lalu ini tetap ramai, ini lebih ramai dan lebih banyak. Orang mungkin jenuh karena tahun kemarin enggak bisa mudik, sekarang enggak bisa mudik, tapi relatif lebih bisa keluar dibanding tahun lalu. Kalau tahun lalu memang tertutup banget, tidak boleh keluar, lockdown tapi tahun ini relatif sudah bisa keluar rumah,” tutur Mansuri.