Pedagang Protes Ada Minimarket di Tengah Pasar Tradisional

14 September 2021 17:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang beras di Pasar Jaya Senen, Minggu (29/12). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang beras di Pasar Jaya Senen, Minggu (29/12). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyoroti adanya minimarket yang buka di lingkungan pasar. Kondisi ini dikhawatirkan akan mematikan pedagang tradisional.
ADVERTISEMENT
Ketum APPSI Sudaryono meminta Komisi VI membantu para pedagang terkait masalah ini. Sehingga pedagang tradisional tak tergilas oleh ritel modern.
"Memang ada jarak paling tidak 500 meter dari pasar enggak boleh dibangun ritel modern. Tapi mungkin di dapil bapak dewan kita bisa lihat, di tengah pasar ada minimarketnya," ujar Sudaryono dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (14/9).
Jika ada minimarket dan pedagang tradisional yang menjual barang yang sama, tentu masyarakat akan memilih belanja ke minimarket. Maka itu ini harus dicegah agar pedagang tradisional tak mati.
Pelanggan melintas di depan lemari pendingin minuman kemasan di salah satu gerai Alfamart di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/2). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyud
"Nah kami butuh sekali ada kebijakan yang adil karena 1 minimarket modern dibangun, 10, 15, 20, orang yang jualan di sekitar situ mati karena yang dijual sama, orang lebih suka ke minimarket karena terang, dingin, kalo buat anak-anak kadang rekreasi juga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dia berharap ada hukum tegas bagi retail modern yang melanggar ketentuan ini. Dia menegaskan tak rela bila pedagang tradisional harus mati.
"Adanya zonasi dan jarak yang tegas juga punishment yang tegas terhadap pelanggaran terkait zona. Antara pasar rakyat, pewarung pemukiman, dan juga retail modern serta supermarket dan minimarket," tegasnya.
"Serta yang melanggar, hukuman dan kita harus melapor ke mana, karena kalau kita dibunuh pelan-pelan pedagang pasar kami juga enggak rela sektor informal lah yang selamatkan ekonomi Indonesia dari jurang kehancuran krisis 2008," tutupnya.