Pegadaian dan PNM Beberkan Keuntungan Masuk Holding BUMN Ultra Mikro dengan BRI

8 Februari 2021 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Pegadaian Cabang Pasar Minggu Jakarta Selatan, jelang Lebaran 2019, Rabu (22/5). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Pegadaian Cabang Pasar Minggu Jakarta Selatan, jelang Lebaran 2019, Rabu (22/5). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah bakal segera membentuk holding BUMN ultra mikro di dalamnya beranggotakan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
ADVERTISEMENT
Ketiga perusahaan ini akan bersinergi untuk memaksimalkan penyaluran pinjaman ke ultra mikro, terutama di wilayah terpencil. Sebagai perbankan yang memiliki infrastruktur kuat di permodalan mikro, BRI akan menjadi induk dari holding ini.
Pegadaian dan PNM menjadi anggotanya. Pemimpin kedua BUMN ini pun kompak membeberkan keuntungan jika masuk dalam holding ultra mikro.
Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto mengatakan, dengan bergabung di dalam holding ini, perseroan akan diuntungkan salah satunya menghemat pengeluaran dengan tidak perlu membangun gerai jika sudah ada kantor BRI di wilayah terpencil yang belum terjangkau Pegadaian.
Dia menghitung, membangun satu gerai Pegadaian perlu biaya Rp 200 juta hingga Rp 500 juta. Dengan sinergi holding, Pegadaian bisa menempatkan pegawai yang menjadi penaksir barang gadai di kantor BRI terutama di wilayah terpencil.
ADVERTISEMENT
"Jadi dengan holding ini, jangkauan kami akan lebih bagus. Yang selama ini mereka pinjamnya ke rentenir, kita upayakan mereka bisa pinjam ke Pegadaian di remote area. Kita bisa sinergi dengan BRI, jadi kami diuntungkan," ujar Kuswiyoto dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI, Senin (8/2).
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi. Foto: Moh Fajri/kumparan
Saat ini, Pegadaian memiliki 4.087 gerai di seluruh Indonesia, tapi kebanyakan berada di kota, kabupaten, atau kecamatan besar. Sedangkan di wilayah terpencil banyak yang belum terjangkau, bahkan di wilayah Ibu Kota Baru, Kalimantan Tengah.
"Dengan sinergi ini pun kami enggak dirugikan karena bisnis kita tetap berjalan, tidak ada perubahan. Intinya Pegadaian sangat oke dengan holding ini," katanya.
Hal sama juga diungkapkan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi. Dia menegaskan sinergi ini tidak akan mengubah bisnis proses PNM dan tidak ada peleburan budaya masing-masing BUMN. Karena itu, menurutnya para karyawan PNM tidak perlu khawatir.
ADVERTISEMENT
"Juga tidak ada PHK dan penutupan kantor, ini catatannya," kata Arief.
Dari sisi nasabah, bergabungnya PNM ke holding ultra mikro akan meningkatkan nilai tambah. Bahkan ada peluang bunga yang dipatok perseroan ke nasabah bisa turun secara signifikan, meski Arief belum bisa menjajikan di bawah 10 persen setahun.
Sebelumnya, bunga PNM sekitar 25 persen, tapi sudah diturunkan 6 persen menjadi 19 persen dengan plafon di atas Rp 5 juta per nasabah.
"Harapannya, harus ada penurunan signifikan. Saya belum berani janjikan di bawah 10 persen, tapi arah ke sana akan kita capai dengan proses yang dilakukan bersama-bersama," ujar Arief.
Dari sisi infrastruktur digital, PNM juga berharap bisa menggunakan fasilitas BRI. Jadi perusahaan tidak perlu bangun sendiri. Dengan kemudahan itu, pelaku UMKM nasabah PNM bisa gampang naik kelas.
ADVERTISEMENT
Per hari ini, sekitar 95 persen nasabah PNM masih menerima pinjaman yang dibayarkan melalui uang tunai. Sedangkan yang sudah mengggunakan layanan transfer bank baru 400 ribu nasabah dengan plafon pinjaman di atas Rp 5 juta dan 28 ribu nasabah dengan plafon pinjaman di atas Rp 10 juta.