Pegadaian Raup Laba Bersih Rp 3,1 Triliun di 2019, Naik 12 Persen

13 Februari 2020 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegadaian Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Pegadaian Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
PT Pegadaian (Persero) mencatatkan laba bersih Rp 3,1 Triliun sepanjang tahun 2019. Hal ini disampaikan Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto, dalam pemaparan kinerja tahun 2019, di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis (13/2).
ADVERTISEMENT
Kuswiyoto menuturkan, laba bersih itu tumbuh sebesar 12 persen. Selain itu ia mengeklaim pegadaian membukukan outstanding pembiayaan sebesar Rp 50,4 triliun atau tumbuh sebanyak 23,3 persen.
“Pegadaian meraih capaian kinerja gemilang sepanjang 2019, dengan meraup laba bersih sebesar Rp 3,1 triliun, tumbuh 12 persen. Serta membukukan outstanding pembiayaan (OSL) sebesar Rp 50,4 triliun, tumbuh 23,3 persen, di atas rata-rata industri nasional,” jelas Kuswiyoto.
Adapun Non Performing Loan (NPL) Gross Pegadaian di 2019 tercatat sebesar 1,75 persen, dengan realisasi pembayaran lebih dari Rp 140 triliun.
“Sementara NPL gross sebesar 1,75 persen dan total realisasi pembiayaan Rp 145,6 triliun dan non-pembiayaan sebesar Rp 4,7 triliun,” beber Kuswiyoto.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto dalam acara Natinal Gathering and Workshop Pegadaian, Yogyakarta. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
Dari segi pendapatan usaha, juga terjadi peningkatan mencapai 39,3 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018. Sementara aset yang BUMN ini miliki, menurut Kuswiyoto, juga naik sampai 23 persen.
ADVERTISEMENT
“Perseroan juga berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 17,7 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama 2018 hanya Rp 12,7 triliun. Aset Pegadaian sepanjang 2019 meningkat 23,7 persen menjadi Rp 65,3 triliun dari tahun sebelumnya Rp 52,8 triliun,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menyebut, produk gadai mendominasi kinerja Pegadaian di tahun itu. Yakni dengan portofolio OSL Gadai sebesar Rp 40,3 triliun, atau setara 80 persen.
“Adapun produk non-gadai berkontribusi OSL sebesar Rp 10,1 triliun, setara 20 persen pada 2019,” pungkasnya.