Pelayanan RS Darurat Corona Jadi Sorotan, Kementerian BUMN Angkat Bicara

27 Maret 2020 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/11). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/11). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah menjadikan Wisma Atlet Kemayoran sebagai Rumah Sakit Darurat penanganan COVID-19. Hadirnya Rumah Sakit yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta tersebut tentu tak lepas dari sorotan masyarakat khususnya terkait layanannya.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengakui tidak mudah menyiapkan fasilitas tersebut karena berpacu dengan waktu. Namun, ia menegaskan langkah itu diambil sebagai upaya penanganan maksimal dari pemerintah dalam menangani virus corona.
"Bayangkan kita buat (RS Darurat di Wisma Atlet) ini 3 hari sampai 4 hari selesai, langsung diresmikan, ada sedikit-sedikit kekurangan awal-awal, kami minta maaf dan berusaha semaksimal mungkin terus memperbaikinya," kata Arya melalui keterangan tertulisnya, Jumat (27/3).
Arya memastikan pihaknya mendorong BUMN memberikan yang terbaik bagi masyarakat termasuk membantu pemerintah menyiapkan segala yang dibutuhkan di Wisma Atlet. Kementerian BUMN dan BUMN-BUMN bakal terus berkolaborasi dengan TNI, Polri, Kemenkes, dan pihak lain dalam menyediakan RS Wisma Atlet.
Ruang instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Arya berharap dukungan masyarakat kepada pemerintah dalam memberikan pelayanan dan penanganan maksimal dalam menghadapi virus corona.
ADVERTISEMENT
"Kami terus memperbaiki manajemen, memperbaiki hal yang baik di wisma atlet sehingga makin banyak orang Indonesia yang sembuh melalui penanganan yang kami lakukan," ucap Arya.
Seorang pasien berinisial M yang kini dalam proses isolasi di Wisma Atlet mengaku bersyukur dengan penanganan yang diberikan pemerintah. Perempuan tersebut saat ini dalam status orang dengan pemantauan (ODP).
Sedangkan suaminya merupakan pasien dengan pengawasan (PDP). Dia dan suaminya mengaku sempat ditolak dua RS lantaran dicurigai terpapar virus corona.
"Ditolak dua kali, tidak ada RS yang mau menerima pasien dengan gejala viral (karena dicurigai COVID-19) kecuali kami sudah swab dan negatif. Akhirnya kami disuruh ke Wisma Atlet," ucapnya.
Seharusnya, dia diperbolehkan pulang ke rumah karena statusnya sebagai ODP tanpa gejala. Namun, ia memilih memutuskan ikut isolasi di Wisma Atlet per 23 Maret karena mempertimbangkan kondisi tempat tinggal yang padat penduduk.
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (26/3) atau hari keempat diisolasi di Wisma Atlet, ia agak sedih mendengar pemberitaan di luar yang menyudutkan pemerintah, dokter, suster, serta semua tenaga kerja di Wisma Atlet. Saat awal-awal diisolasi, ia memang mengaku panik, bingung, bahkan marah hingga akhirnya bisa tenang.
Namun, ia menilai pemerintah sudah sangat membantu dengan mendirikan Wisma Atlet. Ia menyebut kekurangan yang ada di Wisma Atlet sebagai hal yang wajar karena persiapan yang begitu singkat.
"Semua yang ada di sini free, yang masuk hari pertama seperti saya, pasti mengalami kondisi kacau balau. Menurut saya wajar karena sebuah tempat yang pada dasarnya bukan instalasi kesehatan, dibuat menjadi tempat isolasi. Tidak mudah dan gampang," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan perkembangan kualitas manajemen dan pelayanan di Wisma Atlet terus mengalami perbaikan setiap harinya. Ia mendapatkan asupan makanan bergizi tiga kali sehari dan diberikan termometer hingga paracetamol dan vitamin C ketika mengalami demam.
Dia menilai masyarakat juga harus proaktif dalam membantu pemerintah menangani COVID-19, bisa dengan memberikan donasi, tidak menumpuk masker dan hand sanitizer, atau cukup diam di rumah saja.
"Tolong diam di rumah, jangan ke mana-mana. COVID-19 ini nyata dan benar-benar bisa kena ke kamu. Ini negara kita bersama. Kita tinggal, besar, cari makan di sini. Kalau kamu selamat dan ekonomi lumpuh tidak ada gunanya juga. Buat yang masih stay at home, terima kasih," katanya.