Pelindo Siapkan Akses Khusus ke Terminal Kalibaru

2 November 2022 15:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero, Arif Suhartono dalam acara Journalist Gathering, Kamis (19/5/2022). Foto: Pelindo
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero, Arif Suhartono dalam acara Journalist Gathering, Kamis (19/5/2022). Foto: Pelindo
ADVERTISEMENT
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo tengah menyiapkan akses khusus New Priok Eastern Access (NPEA) menuju kawasan terminal Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Di kawasan ini, Pelindo sudah mengoperasikan New Priok Container Terminal (NPCT) 1 sejak Agustus 2016.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan saat ini, kapasitas NPCT 1 sekitar 1,5 juta TEUs. Jika pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3 selesai, kapasitas tiga terminal di Kalibaru ini akan mencapai 4,5 juta TEUs.
Akses menuju pelabuhan yang selama ini hanya ditopang jalan arteri tidak akan memadai dan berpotensi terjadi antrean di pelabuhan dan penumpukan truk di jalan arteri dan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E Cikunir Ramp-Cilincing.
“NPEA perlu dibangun seiring dengan pengembangan NPCT 2 dan NPCT 3 yang akan selesai pada 2024,” kata Arif dalam keterangannya, Rabu (2/11).
Menurut Arif, untuk mengatasi potensi masalah kongesti tersebut, Pelindo menginisiasi pembangunan jalan akses timur. Panjang jalan akses khusus ini mencapai 6,6 kilometer, separuh berada di darat, setengah lagi di laut. Titik awal jalan non tol berbayar ini berada di kilometer 30 dari arah Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC), dan berujung di kawasan Kalibaru. Jalan ini akan terdiri dari dua arah, masing-masing tiga lajur.
ADVERTISEMENT
Setelah beroperasi, jalan khusus akses timur bisa dicapai dari arah JTCC dan juga dari arah JORR Seksi E. Jarak dari persimpangan (interchange) Cilincing menuju pintu jalan khusus akses timur ini hanya sekitar empat kilometer.
Kalibaru, Cilincing. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Nanti akan ada access fee untuk bisa masuk ke NPEA. Meskipun berbayar, NPEA bukan jalan tol. Jalan ini khusus untuk truk kontainer yang akan masuk ke kawasan NPCT,” kata Arif.
Pelindo saat ini masih berbicara dengan TNI Angkatan Laut dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) karena sebagian NPEA akan melintasi lahan kedua lembaga tersebut.
“Target kita, pembangunan NPEA ini selesai pada pertengahan 2024, berbarengan dengan selesainya pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3,” ujar Arif.
Jalan khusus ini nantinya bisa diakses baik dari JORR Seksi E maupun dari JTCC.Jalan akses timur ini akan melengkapi proyek Pelindo yang lain, yakni Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Pembangunan jalan tol ini dimaksudkan untuk memperlancar dan mempercepat arus barang dari timur Jakarta. Kawasan ini merupakan sentral kawasan industri utama di Indonesia yang meliputi Bekasi dan Karawang.
ADVERTISEMENT
“Sekitar 60 persen barang menuju Tanjung Priok berasal hinterland di Timur Jakarta ini,” kata Arif.
Sampai Oktober, jalan tol tersebut sudah beroperasi sebagian, yakni Seksi 1, 2, dan 3 yang menghubungkan Cibitung-Tarumajaya sejauh 27,5 km. Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Cibitung Cilincing pada 20 September lalu. Jalan tol Cibitung-Cilincing Seksi 1 sudah lebih dulu beroperasi sejak 31 Juli 2021. Pelindo menargetkan pembangunan JTCC tuntas pada akhir November 2022.
Anak perusahaan PT Pelindo Solusi Logistik, PT Akses Pelabuhan Indonesia sebagai pemegang saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP Tollways) yang merupakan operator sekaligus pemilik konsesi jalan tol ini tengah menyelesaikan pembangunan Seksi 4 JTCC (Tarumajaya-Cilincing) sepanjang 7,29 km.
ADVERTISEMENT
“Konstruksi yang sedang kita kebut ini tinggal sekitar 600 meter,” kata Arif.
Aktivitas bongkar muat kontainer berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/9/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Panjang keseluruhan jalan tol yang menghubungkan kawasan hinterland di Timur Jakarta dengan Pelabuhan Tanjung Priok ini mencapai 34,77 km. Dengan adanya jalan tol ini, akses barang dari kawasan Industri di sekitar Bekasi dan Karawang menuju Pelabuhan Tanjung Priok akan semakin mudah dan lancar. Selain itu, dengan beralihnya truk kontainer ke JTCC, tekanan pada jalan tol Jakarta-Cikampek otomatis akan berkurang.
Selama ini, selain melalui jalan arteri, akses dari arah Timur Jakarta menuju Pelabuhan Tanjung Priok lewat Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E melalui persimpangan (ramp) Cikunir. “Beban jalan tol itu sudah makin berat. Dalam keadaan normal, Cibitung-Tanjung Priok via Cikunir sebetulnya bisa ditempuh hanya dalam satu jam, namun jika macet bisa lebih dari dua jam,” kata Iwan Ridwan, Direktur Utama PT API.
ADVERTISEMENT
Iwan menambahkan, lalu lintas harian (LHR) di jalan tol Jakarta-Cikampek sudah mencapai 380 ribu kendaraan, sementara LHR di JORR Seksi E sudah sekitar 110 ribu kendaraan. Pada waktu tertentu, terutama di sore hari, LHR bisa lebih tinggi lagi. Pelindo berharap JTCC bisa mempercepat arus barang dari arah Timur Jakarta.
“Dua jalan tol itu sudah sangat padat. Jalan Tol Cibitung-Cilincing jadi penting untuk mengurai kemacetan menuju Tanjung Priok,” kata Arif.
Saat ini, LHR di JTCC masih sekitar 22 ribu-24 ribu kendaraan. Arif yakin kalau JTCC sudah tersambung penuh sampai ke Cilincing, lalu lintas harian di JTCC akan meningkat. Kapasitas optimal JTCC, menurut Direktur Keuangan dan SDM PT API Juli Tarigan, mencapai 160 ribu kendaraan per hari. Total investasi untuk JTCC mencapai Rp12,9 triliun.
Foto udara proyek pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) seksi 4 di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (19/7/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Jalan Tol Cibitung-Cilincing akan dilengkapi rest area di km 16,5 dari arah Cibitung. “Dan yang baru, di kawasan rest area ini juga akan dibangun Logistic Hub. Lahan yang dirancang untuk dua area itu mencapai 40 hektare, enam hektare untuk rest area, 34 hektare untuk logistic hub.
ADVERTISEMENT
“Kawasan logistik terpadu ini akan sangat menguntungkan ekosistem logistik karena mereka bisa mengkonsolidasikan kargo mereka sebelum masuk ke pelabuhan,” kata Arif.
Arif menceritakan, tidak jarang kontainer berukuran 20 feet tidak penuh diisi oleh satu pelanggan atau satu jenis produk. Hal ini biasanya dialami usaha kecil dan menengah. Ada perusahaan yang menyediakan layanan Less Than Truckload (LTL) yang memberikan peluang bagi usaha kecil atau perusahaan yang membutuhkan space kecil untuk berbagi kontainer agar bisa menekan biaya pengiriman.
“Mereka bisa mengkonsolidasikan muatannya di logistic hub yang nanti disediakan di JTCC,” kata Arif.