Pemerintah Diminta Perhatikan 2 Hal Ini Jika Ingin Kembangkan Energi Terbarukan

29 April 2021 19:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melintas menggunakan kendaraan roda dua di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (23/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintas menggunakan kendaraan roda dua di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (23/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
ADVERTISEMENT
Banyak perusahaan energi fosil di Indonesia yang saat ini beralih perlahan-lahan ke energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan. Salah satunya PT Power Indonesia, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Medco Power Indonesia, Eka Satria mengatakan, potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar. Namun, ada dua kunci penting agar pengembangannya bisa berhasil.
"Saya ingin menyampaikan kembali tentang 2 hal yaitu aturan yang mendukung dan pentingnya untuk memilih serta mengimplementasikan teknologi yang tepat," kata dia dalam diskusi daring General Electric, Kamis (29/4).
Dukungan kebijakan dan penerapan teknologi ini penting karena menurutnya pengembangan EBT harus menyesuaikan dengan konteks lokal Indonesia. Dalam artian, harus memahami jenis-jenis EBT yang cocok dibangun di dalam negeri dengan teknologi yang sesuai.
Kolaborasi antara pemerintah dan penyedia teknologi EBT harus kuat. Selain itu juga perlu dukungan pembiayaan murah agar pembangunan bisa berlanjut.
Ilustrasi panas bumi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Tiga potensi EBT yang besar di Indonesia menurut Satria adalah panas bumi, hidro, dan angin. Namun, pemanfaatannya baru sedikit.
ADVERTISEMENT
"Kalau industri tidak berubah, maka target energi ramah lingkungan tidak akan tercapai. Bagi kita perusahaan swasta hal terbesar pertama yang kita lihat adalah kebijakan yang mendukung tentu. Tanpa kebijakan yang mendukung, orang akan meragukan EBT," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, CEO General Electric Indonesia Handry Satriago mengatakan pihaknya siap mendukung adanya perubahan transisi energi ini, terutama dekarbonisasi. Perusahaan menargetkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan membangun fasilitas-fasilitas baru yang lebih ramah lingkungan.
Menurutnya, perubahan iklim hanya bisa dicapai dengan perkembangan teknologi. Hal ini menjadi inti dari strategi bisnis GE, salah satunya dengan terus meningkatkan biaya untuk research and development (R&D).
"GE berinvestasi pada teknologi yang bisa membangun dunia dan atasi perubahan iklim. Dan ke depannya kami akan bangun fasilitas yang lebih baik lagi di tingkat nasional dan internasional," terangnya.
ADVERTISEMENT