Pemerintah Getol Bangun Infrastruktur, Emiten Alat Berat Ini Untung

11 Oktober 2018 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja infrastruktur di Jakarta, Rabu (12/9/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja infrastruktur di Jakarta, Rabu (12/9/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) menargetkan bisa mendapatkan kontrak baru senilai USD 100 juta dalam 3 tahun mendatang. Direktur Utama SKRN Tandiono Tan mengatakan hingga saat ini pihaknya telah mendapatkan USD 40 juta dari nilai target kontrak tersebut.
ADVERTISEMENT
“Yang USD 40 juta pelanggan existing ada, yang baru juga berarti masih kurang USD 60 juta untuk 3 tahun ke depan. Semua kontrak itu dari industri ya ada yang dari infrastruktur itu pemerintah, lalu mining dari pabrik kimia, lalu migas jadi hampir merata," katanya di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (11/10).
Dia menambahkan, saat ini porsi kontrak yang dimiliki sekitar 30 persen berasal dari proyek-proyek pemerintah. Sedangkan sisanya berkisar 10 persen berasal dari perusahaan swasta.
Crane jatuh di Matraman (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Crane jatuh di Matraman (Foto: Raga Imam/kumparan)
Adapun dari perolehan kontrak baru ini, perseroan memperkirakan bisa memperoleh pendapatan pada 2018 senilai Rp 600 miliar dengan target laba bersih senilai Rp 100 miliar hingga Rp 120 miliar.
"Target pendapatan tahun ini naik 25 persen dari tahun lalu sebesar Rp 480 miliar. Untuk tahun 2019 kami menargetkan pendapatan tumbuh 20 persen menjadi Rp 720 miliar. Hal ini didorong dengan kuatnya permintaan sewa crane dari," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk tahun ini perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal senilai Rp 600 miliar atau masih sama dengan tahun lalu. Sementara itu, dana hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) senilai Rp 270 miliar, sekitar 50 persennya akan digunakan untuk pembayaran uang muka pembelian alat berat/crane, serta 25 persen untuk pelunasan utang bank dan leasing dan sisanya untuk modal kerja perusahaan.