Pemerintah Jamin Defisit APBN Tak Sampai 2 Persen di 2019

26 September 2019 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani ketika ditemui awak media, Jakarta, Rabu (05/09/2018). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani ketika ditemui awak media, Jakarta, Rabu (05/09/2018). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengakui situasi ekonomi saat ini semakin sulit. Penerimaan pajak bahkan melambat dibandingkan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Sejak Januari-Agustus 2019, penerimaan pajak sebesar Rp 801,16 triliun atau baru 50,78 persen dari target Rp 1.577,56 dalam APBN 2019. Artinya, masih ada kekurangan pajak sekitar Rp 776 triliun untuk mencapai target.
Realisasi penerimaan pajak tersebut hanya tumbuh 0,21 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan periode akhir Agustus 2018 yang mencapai 16,52 persen.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Askolani, mengatakan penerimaan pajak hingga akhir tahun ini akan kembali tak mencapai target. Bahkan menurutnya, kekurangan penerimaan pajak (shortfall) bisa saja melebihi outlook Rp 140 triliun di tahun ini.
Akibat kekurangan penerimaan pajak itu dan belanja yang tak bisa ditahan, defisit anggaran dalam APBN 2019 bisa juga meleset dari outlook 1,93 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
Namun otoritas anggaran tersebut menjamin, jika nantinya defisit APBN mencapai 2 persen per PDB, pihaknya akan mengucurkan dana cadangan (fiscal buffer) agar defisit masih sesuai outlook tersebut.
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
"Dampak shortfall akan dampak ke defisit, misalnya akan naik ke 2 persen, nah untuk kendalikan defisit, maka kita akan gunakan dana buffer untuk mengurangi defisit. Dengan tadi kita awalnya potensi defisit 2 persen misalnya, maka bisa dikurangi jadi 1,93 persen, misalnya," ujar Askolani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (26/9).
Dia melanjutkan, tahun ini pemerintah menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 10 triliun. Dana ini lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya Rp 7-8 triliun.
"Tahun ini Rp 10 triliun. Buffer stock sebelumnya Rp 7-8 triliun, di bawah Rp 10 triliun," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Realisasi defisit anggaran hingga akhir Agustus 2019 mencapai Rp 199,1 triliun atau mencapai 1,24 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini melebar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 150,5 triliun atau 1,02 persen terhadap PDB.
Realisasi defisit tersebut didapat dari pendapatan negara hingga bulan lalu yang mencapai Rp 1.189,3 triliun, tumbuh 54,9 persen dari target dalam APBN 2019 yang sebesar Rp 2.165,1 triliun. Sementara belanja negara mencapai Rp 1,388,3 triliun atau 56,4 persen dari target yang mencapai Rp 2.461,1 triliun.